Jika Terus Lalai, Anggota DPRA Ini Ancam Pidanakan PT. Medco

Nanggroe.net, Aceh Timur | Anggota Komisi V DPRA Muhammad Yunus yang akrab disapa Banta sangat prihatin dan mendapat perhatian serius atas keracunan massal yang menimpa warga Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam Aceh Timur.

Untuk itu, Banta langsung ke lokasi kejadian dan melihat korban yang saat ini sudah diungsikan di Kantor Camat Banda Alam, Jumat, (9/4/2021)

“Kebocoran gas di sumur minyak gas di Alue Siwah dari PT Medco E&P Malaka, ada kemungkinan pipa tidak menyambung atau ada celah yang menyebabkan gas H2S bocor, sehingga dihirup oleh warga gampong,” ucapnya di lokasi kejadian.

DPRA, tambanya, akan segera melaporkan kejadian ini kepada instansi pemerintah terkait, pemerintah daerah dan kepolisian terkait kejadian yang terjadi hari ini yang mengakibatkan puluhan warga menjadi korban akibat kekurang hati-hati proses pekerjaan sumur minyak dan gas Alue Siwah.

“Kami juga akan terus mengawal permasalahan ini, jika diperlukan kami akan membentuk pansus terkait permasalahan-permasalahan di PT Medco ini, bahkan tidak menutup kemungkinan jika terdapat kesalahan SOP atau kelalaian dalam masalah ini akan kita proses secara hukum,” katanya.

Banta juga menyebutkan dugaan yang terjadi dalam proses pengeboran ataupun proses servis, harus ada standar operasi prosedur (SOP.

Pertanyaannya, tambah Banta, apakah SOP sudah ditaati dan dijalankan dengan oleh pekerja PT Medco? apabila ada proses-proses tidak dijalankan, sehingga muncul kesalahan di lapangan.

Baca Juga:

Diduga Keracunan Gas PT. Medco, Warga Dilarikan ke Rumah Sakit

“Jika semua tidak dijalankan perusahaan maka ada pelanggaran. Jika sudah dilakukan tetapi masyarakat mengabaikan ini yang jadi masalah juga,”imbuhnya

Ketika pengeboran atau perbaikan, katanya, harus ada sosialisasi dan pemberitahuan kepada masyarakat atau siapapun yang berada di sekitar proyek. Hal ini, perlu dan penting sekali agar masyarakat di sekitar lokasi mengetahui kalau ada sesuatu sangat berbahaya bahkan mengancam nyawa kalau terhirup.

“Perlu juga melihat analisa mengenai dampak lingkungan (amdal), apakah mengenai kerawanan dan bahaya kebocoran gas serta risiko terhadap masyarakat ini sudah sesuai, sehingga kemungkinan sampai gas bocor, antara lain, pipa terpasang tidak tepat dan terjadi kebocoran atau uap keluar” ujarnya

Sementara itu, pihak Muspika dan pemkab Aceh Timur saat ini fokus pada penanganan memberikan pertolongan kepada warga terdampak, baik yang berada di lokasi pengungsian maupun yang saat ini berada d rumah sakit rujukan.

Sumber : CakraDunia.co

Komentar