Kehadiran dan kelahiran seorang anak di bumi merupakan hal sangat di nanti-nanti oleh setiap pasangan umat manusia, Dalam tradisi masyarakat Aceh, ucap syukur kepada yang maha kuasa atas kehadiran seorang anak diadakan sebuah ritual kelahiran.
Seperti hal nya yang kerap di lakukan masyarakat Aceh pada umumnya anak yang baru lahir akan mendapatkan ritual Peucicap dan Akikah. Berikut Nanggroe.net akan mengenalkan tradisi Aceh ini yang masih terus dilestarikan oleh masyarakat.
Peucicap
Peucicap merupakan tradisi untuk mengenalkan rasa kepada bayi, yang di lakukan oleh orang alim dan terpandang di kampung setempat, rasa ini diberikan tentu nya dengan beberapa maksud agar kelak ketika besar si bayi mampu meniru sifat serta menjadi anak yang alim dan terpandang.
Dalam kegiatan Itu si anak di oleskan beberapa macam varian makanan yang terdiri dari manisan lebah buah-buahan. Bahan-bahan yang harus dipersiapkan dalam upacara ini terdiri dari manisan lebah, buah sawo, mangga, rambutan, nangka, dan tebu, (Relativ).
Selain bahan-bahan diatas, nenek atau orang tua si bayi juga harus menyediakan hati ayam dan paha ayam,
Peucicap dimulai dengan mengucapkan “bismillahirrahmanirrahim, beu mameh lidah, panyang umu, mudah raseuki, di thee lam kawom, dan taat keu agama” jika di terjemahkan dalam Bahasa Indonesia Berarti (bismillahirrahmanirrahim, manislah lidah, panjang umur, mudah rezeki, terpandang dalam keluarga, dan taat beragama (red- arti dari bahasa Aceh).
Di samping itu juga ada doa-doa lain yang dianjurkan dalam Agama, setelah ucapan selesai, manisan lebah, air buah-buahan pun diolesi pada mulut si bayi.
Setelah acara pengolesan manisan pada mulut bayi, lalu diambil hati ayam, diletakkan di atas dada bayi yang kemudian dibolak-balikkan dengan membaca basmallah, dengan Maksud kelak si bayi tetap hati nya dalam Agama Islam dan menjadi penolong bagi agama nya, sementara Paha ayam mengandung Filosofi agar anak tersebut disiplin dalam menunaikan shalat subuh dan mencari rezeki nanti nya.
Filosofi yang terkandung pada kegiatan ini dipercaya agar si anak bertindak dan berbuat sesuatu kelak selalu mendapat petunjuk, terakhir setelah peucicap dengan manisan dan hati ayam, pada aneuk manyak yang bertujuan agar kelak ia menjadi anak yang taat pada agama serta menjadi anak yang berani mempertahankan kebenaran dan berani melawan kejahatan.
Akiqah
Masyarakat Aceh juga melakukan akikah kepada anak yang baru lahir yang juga Hukum yang dianjurkan oleh Agama Islam, bagi masyarakat kebiasaan ini dilakukan dengan menyembelih Hewan kambing, Acara ini diadakan layak nya acara pesta bagi yang mampu, sedangkan yang kurang mampu biasa acara ini di gelar dengan sederhana saja.
Ketentuan menyembelih ada beberapa syarat, yaitu Hewan kambing yang akan di sembelih harus Jantan, Tidak boleh betina, dan ini sudah di lakukan sejak lama dan turun temurun bagi Masyarakat Aceh.
Syarat lain yg harus di indahkan ialah daging yang sudah di masak harus di habiskan dalam hari itu juga, apa bila memang tidak habis biasa Kuah dan daging yg sudah di masak di bagikan ke sanak saudara dan tetangga.
Mengingat Sebelum nya ayah si bayi sudah menyerahkan hewan sembelihan itu dan seluruh bahan keperluan kenduri kepada Tokoh adat di gampong setempat, Mereka yang akan memanggil pemuda Gampong sebagai tenaga pekerja dalam upacara. Kemudian hewan disembelih oleh Teungku, lalu dimasak bersama-sama dan makan bersama-sama.
Komentar