Sebagaimana diberitakan oleh harian serambi bahwa ada anggota dewan yang menyarankan dilakukannya grouping sekolah di Aceh Besar karena kasus kekurangan murid di beberapa sekolah yang ada di kabupaten Aceh Besar.
Saya pikir ide grouping ini ada benarnya, tapi kita harus lihat persoalan ini secara lebih menyeluruh, misalnya dengan mengurai terlebih dahulu perihal penyebab adanya seiolah yang sampai kekurangan murid.
Ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk merealisasikan ide grouping yang ditawarkan atau kita harus memilih opsi lain, pertanyaan yang paling penting dijawab dalam konteks ini yaitu:
Kenapa sampai terjadi kekurangan murid pada sekolah tertentu?
Apakah kekurangan murid karena faktor terlalu banyak sekolah di zona tertentu? Sehingga komposisi calon murid dengan sekolah di zona terkait jadi tidak proporsional, Jika jawabannya adalah iya maka saya pikir grouping adalah solusi yang lumayan progressif untuk dipilih dan satu hal yang pasti jika hal itu benar menjadi penyebabnya sejatinya persoalan timbul tidak terlepas dari kebijakan terdahulu yang tidak tepat, misalnya terlalu mudah memberikan izin pembukaan sekolah baru tanpa melalui pertimbangan yang matang atau minimal tidak sesuai dengan kebutuhan.
Atau kekurangan murid di sekolah tertentu karena tidak meratanya kualitas layanan pendidikan antar sekolah sehingga orang tua cenderung memilih sekolah yang lebih berkualitas (layanannya) dibandingkan sekolah lain yang pada akhirnya ada sekolah yang kekurangan murid? Jika jawabannya adalah poin ini maka saya kira grouping bukanlah solusi, tapi yang harus kita selesaikan dalam hal ini adalah kesenjangan kualitas layanan, baik personalia guru maupun fasilitas pendidikan yang ada sehingga membuat sekolah tertentu menjadi incaran orang tua yang tentunya mereka menginginkan kualitas pendidikan yang baik untuk anaknya.
Artinya untuk mengatasi persoalan berkurangnya murid pada sekolah tertentu seperti yang diutarakan oleh salah satu anggota DPRK Aceh Besar harus dilakukan kajian secara lebih menyeluruh, kita harus menyelesaikan secara tuntas persoalan tersebut hingga ke akar-akarnya sehingga kita bisa mendapatkan solusi yang lebih komperhensif.
Lebih jauh dari itu untuk memastikan bahwa persoalan ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang maka para pengambil kebijakan soal pendidikan di Aceh Besar harus lebih kalkulatif dan cerdas dalam mengeluarkan setiap kebijakan, baik itu dalam pemerataan kuantitas dan kualitas guru, pemerataan fasilitas pendidikan, maupun dalam pengeluaran izin pembukaan sekolah baru sehingga benar-benar bisa memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak menimbulkan persoalan seperti yang hari ini terjadi di masa mendatang.
Untuk itu saya sebagai Putra Aceh Besar sangat berharap adanya keseriusan semua stakeholder di Aceh Besar dalam setiap pengambilan kebijakan untuk benar-benar berfikir untuk kemashlahatan Aceh Besar secara menyeluruh, tidak mengedepankan kepentingan-kepentingan tertentu yang kontra produktif dengan upaya pembangunan SDM Aceh Besar dalam jangka panjang, jangan sampai kita dikutuk oleh anak cucu kita du kemudian hari karena kegagalan kita dalam mewujudkan sistem pendidikan yang baik untuk generasi kita ke depan.
Penulis: Muhammad Ramadhan, MA Warga Aceh Besar
Isi tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulis.
Komentar