Sederet harapan baru untuk Aceh Timur, di hari jadi nya yang ke 64

Nanggroe.net, Aceh Timur | Aceh Timur salah satu Kabupaten di Aceh yang banyak mengandung nilai nilai historis dan sejarah dari masa ke masa, daerah pesisir ini di kenal dengan beberapa icon laut nya seperti hasil tanggapan ikan sure yang melimpah, tempat peradaban islam pertama (Kerajaan Perlak), dan tentu nya potensi alam seperti rempah dan minyak bumi, sehingga Kota ini menjadi salah satu daerah tempat bersandar nya sejumlah pedagang asal Tiong Hoa salah satu bukti sejarah nya merupakan Pekong (Rumah Ibadah) Tiong Hoa yang berada di Gampong Jawa, Idi Rayeuk Aceh Timur.

Di kutip dari Wikipedia, Kabupaten ini juga termasuk kabupaten kaya minyak selain Aceh Utara dan Aceh Tamiang. Kawasan ini juga termasuk markas Gerakan Aceh Merdeka sebelum diberlakukannya Darurat Militer sejak Mei 2003.

Sebelum penerapan Darurat Militer ini, kawasan Aceh Timur termasuk kawasan hitam, pada masa nya, terutama di kawasan Peureulak dan sekitarnya. Sejak itu sejarah di Aceh Timur kembali terukir seperti pembantaian yang terjadi di beberapa daerah dan masih membekas di ingatan masyarakat Aceh Timur.

Kini semenjak kota langsa di berikan hak Otonomi setelah pemekaran dengan kabupaten Aceh Timur bedasarkan UU Nomor 3 Tahun 2001, sehingga Kabupaten Aceh Timur harus hengkang dari Kota Langsa dan mau tidak mau harus memilih pusat Administrasi nya, sehingga Idi Rayeuk di jadikan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten ini.

Sejak H. Hasballah M. Thaib, S.H. di lantik sebagai orang nomor 1 di Aceh Timur, Rocky langsung mengambil sikap untuk memindahkan pusat Administrasi ke Idi, dan kini banyak perkembangan yang terjadi di wajah kabupaten paling Timur di Aceh ini, Idi sebagai induk Kota mulai menunjukkan eksistensi nya sebagai pusat kota dan administrasi Kabupaten Aceh Timur.

Namun terlepas dari segala kelebihan yang memang harus di apresiasi, juga ada beberapa persoalan yang masih perlu perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur terhadap beberapa masyarakat yang masih luput dari perhatian, seperti Rumah dhuafa dan sejumlah jalan penghubung kecamatan yang masih banyak rusak, sehingga butuh perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Aceh Timur sendiri.

Sehingga Kami berharap pusat perhatian pembangunan jangan di titik fokuskan pada sampul (Pusat kota) saja, namun juga harus di lakukan pembagunan secara menyeluruh ke desa desa terisolir dan terpencil, sehingga masyarakat perdesaan dan pedalaman mudah mengakses pusat kota, itu juga akan berdampak pada perekonomian masyarakat pedalaman dan desa-desa di Aceh Timur.

Jangan jadikan momentum perayaan hari jadi Kabupaten Aceh Timur ini, sebagai Acara Serimonial saja, namun juga sebagai moment untuk membenah dan melihat kondisi Aceh timur secara keseluruhan.

Penulis : Nadya Ulfa

Mahasiswi yang mengambil Kosentrasi Hukum Perdata di Fakuktas Hukum Universitas Malikussaleh. Yang juga merupakan Mahasiswi Asal Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur.

Komentar