Nanggroe.net | Aceh Jaya – Masyarakat Desa Sango, Kabupaten Aceh Jaya meminta supaya Jembatan gantung di bangun kembali, pasalnya sudah 4 tahun terakhir pemerintah kabupaten Aceh jaya khusunya Dinas PUPR belum Menindaklanjuti permohonan Masyarakat setempat untuk Membangun kembali Jembatan gantung yang putus akibat banjir bandang yang melanda desa tersebut tahun 2016 silam.
Padahal jembatan gantung tersebut sangatlah penting bagi roda perekonomian Masyarakat setempat.
Bukhari salah satu petani pekebun di Desa tersebut saat di wawancara oleh Nanggroe.net, mengatakan bahwa jembatan gantung tersebut berfungsi sebagai akses penghubung untuk Membawa hasil perkebunan Masyarakat untuk dijual ke pasar.
Baca juga : Refleksi 16 Tahun Tsunami Aceh, Masih Ada Korban yang Belum Dapatkan Rumah
“Hingga saat ini masyarakat setempat hanya menggunakan rakit darurat yang terbuat dari plastik viber yang kualitasnya tidak terlalu bagus, gampang retak dan pecah bila terkena benturan batang dan ranting pohon, Apalagi di setiap musim penghujan tali pengikat dan penarik rakit tersebut rentan putus, tentunya sangat berbahaya, karena tidak sanggup Menahan debit air yang mengalir cukup deras dari hulu sungai Lambeso, yang mana Sungai Lambeso tersebut Masuk dalam kawasan Ekosistem Leuser (KEL),” katanya, Minggu (27/12/2020).
Bukhari berharap agar Dinas terkait, khususnya Pemkab Aceh jaya untuk Menindaklanjuti keluhan Masyarakat, agar membangun kembali jembatan gantung tersebut.
Seperti diketahui, Pembangunan Jembatan tersebut Menelan biaya sebesar 2,3 Milyar Rupiah.
Laporan kontributor
Ikbal | Aceh Jaya
Komentar