Rusak Parah, Masyarakat Perbaiki Sendiri Tanggul Krung Peutoe

Nanggroe.net, Aceh Utara | Warga Desa Dayah LT, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara bahu membahu memperbaiki tanggul Krueng Peutoe yang sudah jebol, Sabtu (06/03/2021).

Geuchik Desa Dayah LT, Ridwan mengatakan ada empat titik tanggul jebol yang harus diperbaiki. Namun karena dana yang terbatas maka masyarakat hanya memperbaiki satu titik saja.

“Kita hanya memperbaiki satu titik saja karena dana tidak mencukupi. Ini pun kita gunakan dana hasil sumbangan warga (meuripe-ripe). Sebenarnya ada empat titik sepanjang 1 km sudah rusak parah. Tapi kami tidak sanggup mengerjakan sendiri”, Kata Ridwan kepada Naggroe.net.

Baca Juga :

Bocah Tenggelam Di Samudera Ditemukan Meninggal Dunia

Lebih lanjut Ridwan mengatakan, tanggul tersebut rusak saat banjir pertama di kecamatan Lhoksukon sekitar bulan September 2020 dan sudah diperbaiki secara tanggap darurat oleh pemerintah.

Namun, pada banjir besar bulan Desember tahun lalu, tanggul jebol lagi bahkan kondisinya lebih parah dari semula dan pemerintah sampai hari ini belum memperbaiki.

Atas inisiatif warga, maka saat ini perbaikan dilakukan secara mandiri untuk menghindari banjir.

Baca Juga :

Menko Polhukam : SBY Juga Tidak Ikut Campur Masalah PKB 2008 Lalu

Ridwan berharap kepada pemerintah agar segera melihat kondisi tanggul sungai sehingga dapat dilakukan langkah konkrit untuk penanganan.

Sementara itu, secara terpisah Ketua KNPI Lhoksukon, Mukhtaruddin, S.Pd. mengatakan aksi warga memperbaiki tanggul secara meuripe-ripe merupakan sentilan kepada pemangku pemerintahan, baik itu kepada legislatif maupun eksekutif.

“Logikanya kan Pemerintah tidak hadir ditengah masyarakat, artinya masyarakat tidak mau berharap dan menunggu, makanya mereka bergerak sendiri”, Ungkap Mukhtar.

Lebih lanjut, Ia meminta kepada legislatif sebagai perwakilan suara rakyat supaya mendesak pemerintah agar tanggul jebol segera diperbaiki.

“Legislatif baik tingkat daerah maupun pusat harus perhatian kepada masyarakat, bersuaralah ! Jangan waktu kampanye saja rakyat dijadikan sebagai lahan basah”, ungkap Mukhtar.

Mukhtaruddin juga mempertanyakan anggaran pusat yang diberikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara.

“Dana tersebut kan sudah diberikan, khusus diperuntukkan kepada penanggulangan bencana, kenapa sampai hari ini belum ada tindakan dari pemerintah. Kasian rakyat harus menderita kala banjir”, tutup Mukhtar.

Komentar