Nanggroe.net, Lhokseumawe | Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia mulai awal Maret lalu, seluruh proses belajar mengajar di perguruan tinggi beralih menggunakan sistem daring atau online.
Semenjak itulah keluhan mulai dirasakan oleh para mahasiswa dari efektifitas pembelajaran juga fasilistas yang kurang memadai dengan sistem belajar online.
Dengan demikian, para mahasiswa mulai merasakan kesusahan yang dialami selama ini, hal yang terjadi saat ini mereka bersuara di jejaring media sosial bahkan pernah memuncaki trendi topik twitter.
Mereka menuntut untuk meminta pendidikan gratis dengan membebaskan uang kuliah tunggal pada semester ganjil.
Baca Juga : Germatim: Ketua DPRK Aceh Timur Jangan Seperti Keong di Parlemen
Banyak dari para mahasiswa menilai bahwa UKT yang dibayar tidak sebanding dengan hak yang diterima oleh mereka dalam proses belajar online.
Semua hal itu disampaikan Beni Murdani Sekjend, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Malikussaleh kepada Nanggroe.net, Kamis (11/6).
“Penuntutan pembebasan UKT adalah wujud kesadaran warga negara akan kemerdekaannya, pendidikan harus bebas akses dan tidak boleh terhalang oleh persoalan ekonomi,” tuturnya.
Menurutnya, biaya pendidikan yang mahal telah menumbuhkan persatuan suara mahasiswa sebagai sebuah sikap untuk tidak membayar uang kuliah pada semester ini.
“Saat ini, telah banyak protes tapi sepertinya tuntutan pendidikan gratis ilmiah dan demokratis belum masuk dalam wacana besar bangsa ini,” ucapnya
Lanjutnya, ditengah pandemi Covid-19 menghantam sektor ekonomi menyebabkan banyak orang tua mahasiswa kehilangan pekerjaan, pendapatan menurun dan ada juga yang gagal panen.
“Hal menjadi dasar sebuah kewajaran meminta kepada negara untuk membebaskan UKT mahasiswa tahun ini,” pungkasnya.
“Kepada otoritas terkait yaitu Presiden Republik Indonesia, Kemendikbud, Kemenag, serta seluruh Rektor untuk memberikan pembebasan UKT terhadap mahasiswa tanpa alasan apa pun,” pungkasnya lagi.
Ia berharap, suara mahasiswa saat ini harus didengarkan agar mengembalikan sistem pendidikan sebagaimana yang di cita citakan oleh kihajar dewantara yaitu Asah, Asih, Asuh.
Serta konsep filosofis pendidikan yang di tawarkan oleh hasan tiro, yaitu hudep bek keuh sekedar hudep nakeuh saboh kemuliaan lebeh get tamate dari pada jeut keu lamiet bangsa laen (Hidup jangan sekerdar hidup, harus ada sebuah kemulian, lebih baij mati dari pada harus jadi budak bangsa lain).
“Pembebasan UKT terhadap mahasiswa sebuah tindakan mulia, jikapun nanti nya kampus tetap membebankan terhadap mahasiswa maka sudah saatnya mahasiswa merebut kemerdekaan nya dengan kearifan dan kebijaksanaan sepatutnya untuk mencapai sebuah kemuliaan,” tutup Beni Murdani, Sekjend BEM Fisip Unimal.
Komentar