LHOKSEUMAWE, NANGGROE.MEDIA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 36 Universitas Malikussaleh Angkatan XXXVI Tahun 2025 melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Blang Weu Panjoe, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dicky Andriano (Sistem Informasi) bersama 11 anggota lainnya, yaitu Prayoga Aditya Pratama (Agroekoteknologi), Raja Rian Ritonga (Ekonomi Pembangunan), Ismi’j Virgiawan Gultom (Teknik Arsitektur), Azura Sarsabila (Administrasi Publik).
Kemudian Melwa Cahyuni (Agroekoteknologi), Irma Maulina Br Hutasoit (Akuntansi), Najla Rihadatul Aisy (Ilmu Politik), Alfinatul Zahra (Manajemen), Nurhidayah (Psikologi), Fatia Naura (Teknik Informatika), dan Dannisa Feza Ananda (Hukum).
Selama masa KKN, mereka turut serta dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan, termasuk mengadakan sesi belajar bagi anak-anak desa setiap Senin, Selasa, dan Sabtu di Kampung Blang Weu Panjoe.
Materi yang diberikan mencakup cara cepat menghafal perkalian, teknik sederhana memahami bahasa Inggris, serta berbagai metode interaktif dalam membaca, menulis, dan berhitung (calistung), pemahaman dasar ilmu pengetahuan alam, hingga permainan edukatif yang melatih logika dan kreativitas.
Dengan pendekatan ini, mahasiswa KKN berharap dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan mendorong anak-anak untuk lebih percaya diri serta semangat dalam menuntut ilmu.
Sebagai bagian dari kegiatan pengabdian, mahasiswa KKN 36 juga mengadakan Festival Islamic pada 3-4 Februari 2025 dalam rangka memperingati Isra Mikraj.
Acara ini menghadirkan berbagai perlombaan seperti lomba adzan, kaligrafi, dan fashion show Islami, yang bertujuan untuk menumbuhkan keberanian, kreativitas, serta rasa percaya diri anak-anak desa dalam menampilkan potensi mereka.
Antusiasme terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti perlombaan dengan penuh semangat.
Salah satu peserta, Fasya (12 tahun), mengaku senang bisa mengikuti lomba adzan.
“Biasanya saya hanya mendengar orang lain adzan di masjid, tapi sekarang saya bisa mencoba sendiri. Kakak-kakak KKN juga membantu kami belajar cara adzan yang benar,” ungkapnya.
Sementara itu, Ibu Siti (45 tahun), salah satu warga desa, menyambut baik kegiatan yang dilakukan mahasiswa.
“Anak-anak di sini jadi lebih semangat belajar, mereka juga lebih aktif mengikuti kegiatan di meunasah,” tuturnya.
Setelah rangkaian perlombaan selesai, acara ditutup dengan memasak Mie Aceh bersama ibu-ibu desa, yang menjadi momen kebersamaan antara mahasiswa dan masyarakat.
Mie Aceh dipilih karena keunikannya serta filosofi gotong royong dalam proses memasaknya, di mana setiap orang turut berkontribusi. Setelah hidangan siap, acara dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba Festival Islamic, pembagian hadiah, serta makan bersama warga dan anakanak desa, menciptakan suasana hangat dan akrab.
Dengan berakhirnya masa KKN, mahasiswa berharap kontribusi mereka dapat memberi manfaat bagi masyarakat, terutama dalam membangun semangat belajar dan mempererat hubungan sosial antarwarga.
Mereka juga berharap ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan dapat menjadi bekal berharga bagi anak-anak dalam meraih masa depan yang lebih baik.
Komentar