Nanggroe.net, Lhokseumawe |Beberapa problem di ruang lingkup mahasiswa yang menjadi stigma tersendiri bagi mahasiswa yang tidak ada habisnya, salah satunya adalah Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), bagi sebagian Mahasiswa IP atau IPK menjadi Tolak ukur terhadap seseorang pintar atau tidak, bagi sebagian mahasiswa soft skill lah yang diutamakan, karna dunia kerja membutuhkan Skill bukan IPK Tinggi.
Hal tersebut yang kemudian membuat saya berpendapat bahwa IPK itu tidak menjamin kesuksesan, seperti kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto mengatakan, nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bukan penentu kesuksesan mahasiswa di masa depan.
Baca Juga:
Menang Telak, Maulana dan Aris Muladi Pimpin Dema IAIN Lhokseumawe Periode 2021-2022
Oleh karna nya tidak kemudian mendapat IPK tinggi harus berbangga dan mendapat IPK rendah harus putus asa, yang terpenting adalah soft skill dan menguasai ilmu pengetahuan yang sedang di pelajari, Kompetensi di dunia kerja tidak hanya mengandalkan ijazah, karna nilai tersebut adalah gabungan antara Kognitif, Soft Skill dan karakter, namun setelah masuk ke dunia kerja yang berfungsi selamanya adalah Soft Skill.
Sangat di sayangkan jika hanya karna IPK rendah harus malu, dan yang mendapat IPK tinggi memandang remeh dan menganggap bodoh yang IPK rendah, karna Nilai hanyalah soal angka, tetapi isi otak siapa yang sangka
Dari problem ini harapannya agar mindset-mindset atau pola pikir Mahasiswa sebagai kaum intelektual sudah semestinya dapat diubah dan kemudian terus belajar dengan cara kita masing-masing untuk satu tujuan yang sama yaitu kesuksesan.
Penulis Adalah Ranal Alfarizi Mahaiswa Fakultas Hukum Unimal Angkatan 2020
Editor : Manzahari
Komentar