6 Polisi AS Didakwa Atas Penyerangan Demonstran George Floyd, 2 Lainnya Dipecat

Nanggroe.net, Jakarta | Enam anggota Kepolisian yang bertugas di Atlanta, Amerika Serikat (AS) di dakwa karena menggunakan kekuatan yang berlebihan selama penangkapan dua mahasiswa dalam aksi protes pengunjuk rasa kematian George Floyd.

Demikian yang diumumkan oleh Jaksa Distrik Fulton County, Paul Howard, dilansir dari media CNN, Kamis (4/6).

Keenam anggota polisi tersebut terekam kamera pada Sabtu (30/5) malam waktu setempat dijantung kota Atlanta, memecahkan kaca sebuah kenderaan, juga menarik seorang wanita keluar dari mobil dan menangkap seorang pemuda.

Baca Juga : Uni Eropa Peringatkan Kekuatan Berlebihan dan Kutuk Rasisme

Kedua korban tersebut kemudian diidentifikasi sebagai mahasiswa di Morehouse dan Spellman, keduanya secara bersejarah dikenal sebagai kampus kulit hitam.

Saat itu kedua korban tersebut akan pulang kerumah setelah mengikuti aksi demo memprotes kematian George Floyd di tangan petugas polisi yang menangkapnya.

Howard menyampaikan bahwa surat perintah penangkapan terhadap keenam polisi tersebut telah dikeluarkan bernama Lonie Hood, Willie Sauls, Ivory Streeter, Armond Jones, Roland Claud, dan Mark Gardner.

Beberapa dakwaan terhadap para perwira Polisi tersebut termasuk penyerangan parah terhadap pemuda bernama Messiah Young, seorang wanita bernama Taniyah Pilgrim, dan juga kerusakan kriminal terhadap properti.

Baca Juga : Kepala Polisi Houston AS Minta Presiden Trump Diam Daripada Perkeruh Demo

Dua dari anggota petugas polisi tersebut telah dipecat, Streeter dan Gardner, pada hari Minggu (31/5) lalu oleh Walikota Atlanta, Keisha Lance Bottoms.

Kedua anggota polisi tersebut dipecat setelah beredar video yang menunjukkan bahwa mereka menggunak taser pada Young dan menggunakan kekuatab yang berlebihan pada Pilgrim.

Howard menyampaikan bahwa para anggota polisi itu diberi waktu hingga 5 juni untuk menyerahkan diri mereka.

Saat mengumumkan pemecatan terhadap kedua anggota polisi tersebut, Walikota Atlanta, Keisha Lance Bottoms menyampaikan bahwa dia terganggu ketika melihat video tersebut.

“Ketika kami menonton video hari ini, menjadi sangat jelas soal wanita muda itu bahwa kekuatan berlebihan telah dilakukan padanya”, ujar Bottoms.

“Juga menjadi sangat jelas bahwa petugas yang menggunak taser pada pemuda itu perlu diberhentikan juga”, Imbuhnya lagi.

Salah satu anggota polisi tersebut menulis dalam laporan polisi bahwa dia menggunakan tasernya karena dia tidak yakin bahwa apakah Young atau Pilgrim bersenjata.

Pilgrim menyampaikan bahwa dia dan temannya, Young tengah berkendaraan untuk pulang kerumah setelah mengikuti aksi demo, ketika insiden kekerasan polisi itu menimpa mereka.

“Ini pengalaman yang terburuk dalam hidup saya”, tutur Pilgrim.

Komentar