NANGGROE.MEDIA, ACEH – Terkait penyakit brucellosis (Zoonosis) penyakit ternak yang menular kepada manusia. Anggota DPD-RI perwakilan Aceh, Azhari Cage minta pemerintah Aceh segera melakukan langkah-langkah strategis agar penyakit ini segera bebas di Aceh.
Hal tersebut mengingat Aceh merupakan salah satu lumbung ternak dan merupakan daerah potensial pengembangan ternak.
Azhari Cage, di sele-sela kunjungan ke daerah, menjumpai tim pengendalian penyakit brucellosis dan memberi semangat agar bekerja keras untuk kesejahteraan peternak, dan juga untuk menghindari terinfeksi nya penyakit ini ke manusia.
Azhari Cage juga mengatakan sekembalinya ke Jakarta nanti akan memperjuangkan agar Aceh mendapatkan porsi khusus Program Strategis Nasional yaitu swasembada pangan sebagai prioritas utama Asta cita dalam visi prabowo gibran, harapnya Aceh siap mandiri pangan untuk mendukung Makan bergizi gratis yang di gagas bapak presiden.
Khusus peternakan di Aceh Azhari Cage berharap agar mandiri telur, daging dan ikutan lainnya dari sektor peternakan.
Sementara itu koordinator tim drh. Nuri Assirri mengatakan kegiatan ini bertujuan agar Aceh Bebas brucellosis pada 2026, khususnya kabupaten Aceh Utara kita ditugaskan selama 6 hari dengan tim sejumlah 6 orang serta akan mengambil sampel sejumlah ratusan ekor ternak yang tersebar si beberapa kecamatan di seluruh Aceh Utara.
Ceknu juga mengatakan Kadis Peternakan Aceh Zalsufran,ST, M,Si perintahkan tim terjun ke sejumlah kabupaten kota se-Aceh untuk segera bebaskan Aceh dari penyakit brucellosis.
Zalsufran sangat konsen agar Aceh segera bebas dari penyakit brucellosis sebagai bagian untuk meningkatkan produksi dan populasi ternak, selain itu untuk menyelamatkan masyarakat kita dari infeksi penyakit keguguran, mengingat penyakit ini menular ke manusia.
“Kami berpesan kepada teman-teman pemda untuk ikut mendukung kegiatan ini, mengingat Aceh juga memiliki potensi besar dalam pengembangan peternakan khususnya sapi, beberapa waktu lalu saya sudah kunjungi beberapa kelompok ternak yang ada dibeberapa kabupaten, mereka sangat antusias dalam mengembangkan usaha peternakan sapi, tinggal sentuhan teknologi maupun pengetahuan tentang manajemen peternakan dan kesehatan hewan oleh teman teman dinas yang membawahi peternakan kesehatan hewan”, katanya.
Koordinator tim drh Nuri Assirri minta masyarakat ikut andil besar dalam usaha untuk mengendalikan penyakit hewan menular ini, karena dampak ekonomis sangat signifikan pada usaha peternakan, antara lain terjadinya penurunan produksi susu, daging, menurunnya populasi ternak dalam kawasan, juga berdampak pada tingginya biaya pengobatan.
Ceknu panggilan lain dokter hewan yang satu ini juga menjelaskan gejala klinis yang disebabkan oleh penyakit brucellosis yaitu :
1. terjadi keguguran pada kebuntingan ternak 6 bulan keatas
2. setelah 2-3 kali keguguran, infekai menjadi menetap atau kronis.
3. pada janta terjadinya radang epididimis, radang testis dan pembengkakan pada persendian.
Cara penularan penyakit ini terjadi saat sapi tertular kawin dengan sapi sehat, penularan juga terjadi melalui saluran makanan, selaput lendir dan juga kulit yang luka.
Demikian juga penularan pada manusia terjadi akibat peternak atau petugas yang menangani ternak tertular, pemangan jeroan yang tidak memakai sarung tangan dan mengkonsumsi jeroan.
Untuk pencegahan sebut Ceknu dapat dilakukan dengan pemeliharaan ternak dengan sanitasi yang baik, desinfeksi kandang, pemisahan dengan ternak sakit, menghubungi petugas dan baiknya sapi yang tertular di gemukkan dikandang khusus dan saat pemotongan wajib didampingi oleh dokter hewan berwenang.
Selain itu, drh Nuri Assirri juga mengucapkan terima kasih atas Jamuan dan dukungan dari anggota DPD RI Azhari Cage dalam memajukan peternakan di Aceh.
Komentar