Nanggroe.net, Lhokseumawe | Kekurangan fisik dan keterbatasan gerak, bukan alasan bagi seorang wanita di Aceh Utara ini, di desa gampong pulo, syamtalira Aron.
Wanita bernama Rohani (40 tahun) penyandang disabilitas ini, merasakan lumpuh kurang lebih 10 tahun lamanya, namun kisah hidup Rohani ini justru menjadi motivasi berharga.
Untuk diketahui, wanita disabilitas ini kesehariannya menyibukkan diri dengan melukis lewat keterbatasan fisik yang dimilikinya. Hasil lukisan yang dibuat wanita ini, dijual untuk menghidupi 2 orang keponakannya, dan ibu bernama Aminah (70 tahun) yang telah 6 tahun ditinggalkan suaminya, meninggal dunia.
Pada kamis (02/09/2021), sekelompok mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam cabang Lhokseumawe-Aceh Utara mengunjungi rumah ‘Rohani’ untuk melihat kondisinya dan semangatnya untuk mencari nafkah dengan hasil lukisan.
Namun berdasarkan kabar dari Aminah ibu kandung Rohani, sang pelukis hebat itu sedang tak berada dirumah.
“Rohani pergi ke Banda Aceh, tadi dijemput mau perlihatkan lukisannya, sama ibuk apa saya kurang tahu,”kata Aminah (70 th), ibu kandung Rohani, (02/09).
Kondisi ekonomi keluarga Rohani bersama Ibunda yang terbatas, bukan membuatnya mengeluh dan harus meminta-minta, tapi terlihat menggunakan kemampuannya untuk berkarya.
Saat ditanya awak media, Aminah (Ibunda Rohani) bercerita, beberapa pejabat memang pernah datang menjenguk anaknya dan melihat karya lukisan. “Ada kemarin ibu bupati, haji Uma, dan lain lupa saya,”imbuhnya.
Dikatakan Aminah, harga lukisan hasil karya Rohani pun beragam, mulai dari 50 ribu-2.5 juta (ukuran jumbo).
Melihat kondisi ekonomi dan semangat Rohani sekeluarga ini, HMI cabang Lhokseumawe-Aceh Utara pun merespon.
“Kunjungan kami tadi, kami melihat memang banyak karya beliau, dan kami sangat takjub pada kak Rohani dan keluarga, ini menjadi tamparan untuk kita semua untuk hidup semangat dan mengeluh bukanlah pilihan, kadang kami pun malu sama diri kami sendiri”kata ketua umum HMI-Lhokseumawe Aceh Utara, Muhammad Fadli,(02/09).
Dikatakan Fadli, karya Rohani tersebut mesti harus didukung, bahkan harus mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah daerah.
“Pemerintah Aceh Utara harus berikan perhatian khusus pada kak Rohani dan keluarganya ini, mereka bukan mau meminta-minta namun berusaha dengan karya, jadi kita akan cari jalan pada pemerintah daerah agar kak Rohani semoga bisa dibuatkan tempat kerajinan untuk melukis,”jelas Fadli.
Ketua umum HMI ini menjelaskan, bahwa melihat sosok Rohani ini juga melihat daerah yang punya potensi.
“Berarti Aceh Utara memang daerah yang potensial Insyaallah, karena beliau yang disabilitas telah berikan contoh pada kita, bahwa keterbatasan bukan membatasi potensi seseorang,”sambungnya.
Terkait tempat kerajinan untuk melukis ini, Fadli akan menyurati pemerintah kabupaten Aceh Utara. “Agar terjadwalkan untuk bisa bertemu dan beraudiensi, dan disana kita sampaikan agar tahun 2022 bisa dibangun tempat melukis permanen yang layak untuk kak Rohani,”tuturnya.
Mahasiswa ini juga berharap, agar Forkompinda Aceh Utara pun bisa membantu
“Misal bisa kita buat pameran lukisan beliau, dikantor bupati, DPRK dsb, agar publik bisa melihat dan membeli hasil karya kak Rohani ini,”pungkasnya.
Kedatangan HMI Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara ini, diwakili oleh Ketua Umum, Wasekum PAO, Kabid Hukum dan HAM, Wasekum PTKP, Kabid Infokom, Kabid PU, dan Ketua Komisariat Pertanian Unimal.**
Komentar