Di Tengah Corona, Daging Meugang di Aceh Utara Capai 180 Ribu/Kg

Nanggroe.net, Aceh Utara | Hari ini, Kamis (23/4) masyarakat Aceh, umumnya Aceh Utara merayakan tradisi ‘Meugang’ untuk menyambut bulan Suci Ramadhan 1441 H/ 2020 M, nantinya daging itu dimasak untuk dimakan bersama keluarga.

Meskipun ‘Meugang’ kali ini ditengah wabah virus Corona (Covid-19) yang melanda namun, tak menyurutkan sebagian masyarakat Kabupaten Aceh Utara untuk menjual dan membeli daging Sapi atau Lembu tersebut.

Sebelumnya, pemerintah setempat sudah melarang untuk tidak berjualan ditengah keramaian untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19), tetapi lapak-lapak jualan daging tersebut menjamur disetiap pasar yang ada di Aceh Utara bahkan, sampai di dalam Gampong pun ada yang jual daging ‘Meugang’.

Baca Juga : Akibat Pandemi Corona, Pejabat di Aceh Tak Dapatkan Uang Meugang

Salah seorang pembeli daging ‘Meugang’ Lia mengatakan, walaupun ‘Meugang’ kali ini ditengah wabah virus Corona (Covid-19), tak menyurutkan dirinya untuk membeli daging tersebut, menurutnya apabila tak ada daging ‘Meugang’, rasanya tidak sah untuk melaksanakan ibadah puasa.

“Saya rutin membeli daging ‘Meugang’ karena memang sudah jadi tradisi untuk membelinya, jadi tidak enak hati aja kalau tidak belik”, ujarnya kepada Nanggroe.net, Kamis (23/4) saat kami pantau pasar kecil di Gampong Teumpeun, Kecamatan Syamtalira Bayu.

Saat ini, harga Daging di pasaran 170 ribu sampai 180 ribu perkilogram, walaupun harga daging ‘Meugang’ selalu mengalami kenaikan yang signifikan, namun masyarakat tidak patah arang untuk membelinya.

“Saya jual harga 180/Kg, memang waktu saya beli Lembunya sudah naik jadi saya harus jual segitu, namun walaupun masyakat ada yang protes tetapi mereka tetap membeli”, Ujar Samsul salah seorang pedagang daging Meugang’.

Komentar