Nanggroe.net, Lhokseumawe | Ketua Komite Pimpinan Wilayah Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (KPW-SMUR) Lhokseumawe – Aceh Utara, Nanda Rizki mengatakan bahwa langkah yang di ambil oleh Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya terkait larangan berjualan di pasar bagi pedangan daging meugang demi mencegah penyebaran Covid-19 merupakan hal yang tidak tepat.
Alasannya karena kebijakan tersebut sangat merugikan pedangang daging dan juga proses perputaran ekonomi rakyat tersendat.
“Dalam hal ini kami sepakat pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19, dengan adanya penutupan di perbatasan oleh pemerintah pusat, itu cukuplah dimasa sekarang dan jangan lagi membatasi proses perputaran ekonomi oleh masyarakat kota Lhokseumawe dengan hadirnya kebijakan melarang pedagang daging berjualan ketika hari meugang.
Pertanyaan adalah apakah Covid-19 beredar di keramaian di hari meugang saja?”, Kata Nanda melalui siaran persnya kepada Nanggroe.net, Senin (10/5).
Kemudian Nanda juga mengatakan dengan adanya pedangang daging tidak hanya pedangang daging saja yang diuntungkan namun pedangang lain nya juga ikut diuntungkan.
“Kita lihat dalam kesehariannya pada hari hari lain Walikota tidak begitu antusias juga dalam mengurusi keramaian untuk berantas covid 19”, imbuh Nanda.
Menurutnya Saudi Yahya selaku Walikota terlalu latah dalam mengambil kebijakan, seolah-olah dalam menyikapi permasalahan seperti acuh tak acuh tanpa melihat kedua sisinya.
“Kami curiga bahwa Walikota sebelum mengambil suatu keputusan tidak adanya kajian yang lebih mendalam sehingga imbas dari kebijakan tersebut akan melukai rakyat”, pungkas Nanda.
Komentar