Nanggroe.net, Jakarta, | Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) mengatakan, pelonggaran lockdown dilakukan dalam hal untuk mencapai keseimbangan antara menjaga ekonomi dan melindungi masyarakat.
“Rakyat kita perlu makan, perlu mencari nafkah”, ujar Ramaphosa, Presiden Afsel, sambil melanjutkan.
“Perusahaan harus dapat menghasilkan dan berdagang, mereka perlu mendapatkan penghasilan dan juga mempertahankan karyawan mereka dalam pekerjaan”, jelasnya
Baca Juga : Trump Punya Bukti Covid-19 Dari Lab Wuhan, AS-China Makin Panas!
Ramaphonsa kini mulai melonggarkan lockdown yang membuat ekonomi negaranya menjadi goyah. Seperti beberapa industri diizinkan untuk beroperasi kembali.
Dilansir dari AFB, hari Jumat (1/5), kondisi ekonomi Afsel mulai goyah sejak diberlakukan lockdown pada 27 maret lalu untuk menahan penyebaran virus pandemi tersebut.
Baca Juga : Karyawan Positif Corona, PT. Sampoerna Hentikan Produksi Rokok
Dalam memerangi kehancuran ekonomi, pemerintah Afrika mengadopsi pendekatan bertahap untuk membuka kembali aktivitas negara itu mulai dari tanggal 1 Mei.
Menteri Perdagangan dan Industri, Ebrahim Patel, menyampaikan sekitar 1,5 juta pekerja di industri tertentu akan kembali bekerja pada fase berikutnya dibawah protokol kesehatan yang ketat.
Beberapa pabrik seperti pakaian musim dingin, tekstil, dan pembuatan kemasan akan kembali diizinkan untuk beroperasi. Restoran juga akan di buka, tapi hanya untuk pengiriman dan take away.
Sementara itu, larangan mengenai penjualan alkohol dan rokok masih tetap berlaku. Beberapa kegiatan luar juga akan diizinkan tetapi hanya tiga jam dipagi hari, seperti bersepeda, berjalan, dan berlari.
Social Distancing (Jaga Jarak) dan penggunaan masker ditempat kerja dan tempat umum juga wajib dilakukan.
Manteri Tata Kelola Koperasi, Nkosazana Dlamini-Zuma, memperingatkan bagi perusahan yang nakal akan dicabut izin akitivitasnya. “Perusahaan yang melanggar peraturan akan ditutup”, tegasnya.
Komentar