Nanggroe.net, Banda Aceh | Pro dan kontra persoalan proyek multiyears terdapat di kabupaten/kota di Aceh yang didanai otonomi khusus (Otsus) APBA tahun 2020 sedang hangat diperbincangkan oleh masyakarat Aceh saat ini.
Pasalnya, ada sebagian masyarakat yang mendukung proyek tersebut yang dinilai butuh penanganan serius oleh Pemerintah Aceh dan tidak sedikit pula menolak untuk dilanjutkan proyek tersebut.
Menanggapi hal itu, Murthalamuddin pegiat sosial dan politik di Aceh salah satu pendukung yang menolak proyek mutiyears mengatakan bahwa dirinya punya alasan tersendiri untuk tidak menyetujui proyek itu untuk dilanjutkan.
Baca Juga : APA Jakarta : Ketua DPR Aceh Bungkam, Bahaya Bagi Rakyat Aceh
“Saya sendiri punya alasan untuk menolak, Intestasi produktif yang bisa membangun infrastruktur di Aceh lebih baik dari pada proyek multiyears,” tandasnya kepada Nanggroe.net, Senin (20/7).
Menurutnya, selama ini Aceh selalu menggunakan anggaran buat membangun infrastruktur. Bahkan, 12 tahun berlangsungnya dana Otsus membuat Aceh kaya anggaran tetapi Aceh paling miskin di Provinsi Sumatera.
“Masih ingat Undang-undang Otsus 2001? yang membuat Aceh Utara kaya raya. APBD kedua terbesar di Indonesia setelah Kutai Kartanegara juga digunakan untuk membangun infrastruktur Aceh utara,” tuturnya
“Bahkan pada tahun 2008 dan 2009 ada proyek multiyears senilai 1,4 Triliun apa hasilnya (Infrastruktur)? Coba bantu cek sekarang gimana kondisi Aceh Utara hari ini?,” tuturnya lagi.
Maka dari itu, proyek multiyears yang saat ini sedang diparipurnakan oleh DPRA masih harus dipertimbangkan secara keseluruhan agar pembangunan di Aceh tepat sasaran dan bisa menurunkan kemiskinan di Aceh.
“Saya bertaruh siap dipotong satu tangan saya jika nantinya usai dibangun dan dimanfaatkan akan menurunkan angka kemiskinan di Aceh secara signifikan,” tegasnya
Ia menilai bahwa proyek multiyears saat ini lebih karena kepentingan pragmatis para pihak yang punya akses anggaran dengan mengatasnamakan rakyat Aceh.
“Jika multiyears berhasil menurunkan kemiskinan saya siap potong tangan,” pungkas Murthalamuddin.
Komentar