Kasus Pengeroyokan di Bener Meriah, Kapolsek Bandar Himbau Masyarakat Tidak Terprovokasi

Nanggroe.media, BENER MERIAH | Beredar video pengeroyokan tiga orang remaja di salah satu Mushola yang terjadi di Kecamatan Bener Kelipah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

Atas beredarnya video tersebut Kapolsek Bandar Polres Bener Meriah, IPDA Gunawan AD, menanggapi hal itu dan meminta juga kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.

Kapolsek menjelaskan bahwa peristiwa ini telah ditangani oleh pihak kepolisian dengan pendekatan mediasi bersama aparat desa dan keluarga korban serta pelaku.

“Kami terus berupaya mencari solusi terbaik agar kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Jika tidak ada kesepakatan, kami mempersilakan pihak keluarga korban menempuh jalur hukum yang berlaku,” ujarnya, Rabu (05/03/2025).

Ia juga menegaskan bahwa aparat keamanan terus memantau perkembangan situasi dan mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang dapat memperkeruh keadaan.

Pihak kepolisian memastikan bahwa langkah hukum akan ditempuh sesuai aturan yang berlaku jika mediasi tidak mencapai kesepakatan. Masyarakat diharapkan untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar.

Dijelaskan Kapolsek Bandar Polres Bener Meriah IPDA Gunawan, AD bahwa kasus ini bermula pada hari Minggu (02/03/25), ketika tiga pelajar dari Kampung Bener Kelipah Selatan Candra (16), Hairul Hadi (16), dan Ikram (16) menjadi korban pemukulan oleh lima orang pelajar dari Kampung Gunung Musara.

Adapun pelaku diantaranya yaitu berinisial YN (16), TA (16), AK (16), RD (16), dan IN (16), yang merupakan warga Kampung Gunung Musara, Kecamatan Bener Kelipah.

“Mediasi telah diupayakan pada Selasa (04/03) oleh pihak kepolisian dan aparat desa dari kedua Kampung untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan. Namun, situasi berubah tegang setelah ayah korban, yang tidak terima anaknya dianiaya, mengalami serangan jantung saat pertemuan berlangsung,

Kemudian, menurut keterangan saksi bernama Armansyah awalnya datang dalam kondisi emosi. Saat aparat desa berusaha menenangkan, ia tiba-tiba mengalami sesak nafas dan kemudian pingsan. Pihak keluarga segera membawanya pulang dan mendapatkan pemeriksaan dari bidan desa setempat, namun nyawanya tidak tertolong.

Komentar