Nanggroe.media, TAKENGON – Salah seorang putra kelahiran asli tanoh Gayo berhasil meraih gelar Doktoral dengan predikat cumlaude pada program Perencanaan Wilayah di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.
Putra yang meraih gelar Doktoral adalah bernama Fadli. Fadli meraih nilai IPK 3.95, ia menuntaskan studi Doktoral nya hanya dalam kurun waktu 2 tahun 6 bulan.
Fadli lahir di Desa Gelelungi, Aceh Tengah pada 14 April 1987, Fadli adalah anak bungsu dari delapan bersaudara, putra dari pasangan H.M. Saleh dan almarhumah Nuraini yang sehari-hari bekerja sebagai petani kopi.
Pendidikan dasarnya dimulai di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Gelelungi, kemudian melanjutkan ke MTSN dan Pondok Pesantren Darul Mukhlisin, Aceh Tengah, lalu menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Takengon pada tahun 2006.
Pria yang berprofesi sebagai petani kopi itu melanjutkan studi ke jenjang sarjana di Universitas Gajah Putih (UGP) pada program Agribisnis, yang mana saat menempuh pendidikan ia aktif dalam organisasi kampus dan dikenal di kalangan alumni.
Setelah menyelesaikan jenjang Magister di Universitas Sumatera Utara pada 2018 – 2020, ia kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Doktoral di almamater yang sama.
Pada program Doktoral, Fadli menulis disertasi berjudul “Penerapan Sertifikasi Berkelanjutan Kopi Arabika yang Berdaya Saing dalam Pengembangan Wilayah Dataran Tinggi Gayo, hal itu menjadi bukti nyata kecintaanya akan tanah kelahirannya.
Saat prosesi acara wisuda yang berlangsung di Gedung Auditorium Fakultas Pertanian USU pada 30 November 2024, Fadli menjadi salah satu dari lima wisudawan Doktor di Fakultas tersebut.
Keberhasilan Fadli dalam menyelesaikan pendidikan bukan hanya karena keinginan dirinya semata, namun juga dorongan keluarga yang telah menemaninya dalam menimba ilmu telah menjadi pemecut semangatnya dalam menyelesaikan pendidikan dengan jenjang tertinggi tersebut.
“rasa syukur dan ucapan terimakasih kepada orang tuanya, ayah dan almarhumah ibu yang telah mendidik dan membesarkannya hingga saat ini cita-cita ayah dan ibu telah saya wujudkan,” ucap Fadli.
Fadli, yang juga seorang dosen di Fakultas Pertanian UGP, bertekad membangun sumber daya manusia (SDM) di Tanoh Gayo melalui Program Studi Pengelolaan Perkebunan Kopi (PPK).
Ia menyoroti bahwa meskipun Tanoh Gayo memiliki sumber daya alam yang luar biasa, pengelolaannya belum optimal. Hal ini berdampak pada ketimpangan keuntungan dari hasil perkebunan kopi.
“Saya berkomitmen untuk kembali ke Takengon, membangun potensi lokal, dan meningkatkan kualitas SDM di Tanoh Gayo. Dengan pengelolaan yang baik dan SDM yang mumpuni, insyaallah Tanoh Gayo dapat maju dan sejahtera melalui kopi,” ujar Fadli.
Sebagai direktur CV BMR dan penggerak pendidikan di UGP, ia berharap kontribusinya dapat meningkatkan daya saing mahasiswa Tanoh Gayo di masa depan.
Kisah Fadli ini merupakan suatu bentuk contoh nyata bagaimana kerja keras, semangat, dan dedikasi dapat mengubah kehidupan.
Dari seorang anak petani kopi sederhana, ia kini menjadi Doktoral yang berkomitmen membangun tanah kelahirannya. Inspirasi ini diharapkan dapat memotivasi generasi muda Gayo untuk terus belajar dan berkontribusi bagi daerah mereka.
Komentar