Nanggroe.net, Lhokseumawe | Divisi Penulisan Narasi Korban Konflik KKR Aceh mengadakan Pelatihan Penulisan Narasi bagi para relawan yang direkrut tahun lalu. Tidak hanya itu, sejumlah anggota penulis baru juga turut mengikuti pelatihan ini.
Dalam pelatihan yang diikuti 20 peserta ini, dikemukakan kiat menulis kesaksian korban pelanggaran HAM masa lampau yang terjadi di Aceh. Kesediaan korban untuk menyampaikan kesaksiannya harus diapresiasi antara lain dengan menulis cerita mereka dengan baik.
Tidak hanya diberikan teori, peserta juga diajak mempraktikkan langsung menulis kesaksian korban berdasarkan transkrip wawancara yang sudah ditulis Petugas Pengambil Pernyataan.
Menurut Ketua Divisi Penulisan Narasi Nyak Anwar, pelatihan ini bertujuan meningkatkan kecakapan menulis para relawan yang direkrut.
“Hingga tahun 2020, KKR Aceh sudah mengumpulkan lebih 3.000 kesaksian korban konflik. Untuk mempercepat penggarapan ribuan kesaksian tersebut direkrutlah para relawan yang nanti akan bekerja sama dengan sejumlah Tim Penulis Narasi yang terdiri dari sejumlah anggota Kelompok Kerja,” sebut Nyak Anwar.
Ia juga menerangkan bahwa penulisan narasi tidak hanya mengejar kuantitas, melainkan pula kualitas. Oleh karena pakem itulah pelatihan ini harus diselenggarakan.
“Tapi membangun sumber daya yang mumpuni di Divisi ini tidak hanya melalui pelatihan. Cara yang paling efektif tentu saja dengan memberi arahan langsung atau supervisi kepada para anggota,” tambah Anwar.
Pelatihan ini diselenggarakan di Hotel Oasis, Banda Aceh, pada 11-12 Maret 2020.
Komentar