Naggroe.net | Lhokseumawe – Pada tahun 2018 persentase penduduk miskin di Aceh Mencapai 15,68 persen. Dan pada tahun 2019 menjadi 15,32 persen. Dari tahun 2018 ke tahun 2019 ada sedikit berkurang persentase penduduk miskin di Aceh. Dan dalam kondisinya, Angka persentase kemiskinan di Aceh itu justru bertambah di perkotaan, berbeda dengan di pen desaan, angka kemiskinan di pen desaan semakin berkurang.
Pada sore hari jumat, salah satu pengendara sepeda motor dari arah Blang Pulo menuju Lancang Garam, Eri ezi bersama Temannya bernama Muji Al-furqan di buat Pilu oleh pemandangan di depan BNI Cabang Kota Lhokseumawe.
Yaitu kakek yang sudah berumur dengan sepedanya menjual buah-buahan dibawah terik matahari bersama barang dagangannya membuat kami tertunduk dan bersyukur Kepada Tuhan dan juga sekalian membuat kami sedih dengan pemandangan demikian. Bagaimana tidak, ini adalah salah satu wanprestasi pemerintah kota Lhokseumawe kepada masyarakatnya.
Melihat seperti ini tergambarkan kalimat-kalimat di kepala kami bahwasanya pemerintah khususnya Kota Lhokseumawe, pemangsa rakyatnya, bisa kami katakan mereka penguasa predator kemiskinan di Aceh seolah pemerintah tidak bisa mengatasinya, padahal puluhan Triliun dana otsus sudah dikucurkan oleh pusat ke negeri berjuluk serambi mekkah ini, Seakan hal itu belum bisa menjawab persoalan kemiskinan di Aceh.
Padahal walikota ini sudah menjabat 2 periode. Ini adalah ketidak pedulian, ke tidak hadiran dari pemerintah setempat asli.
Sang kakek sendiri, buah-buahan dagangannya adalah bukan berasal dari kebun melainkan dibeli kemudian dijual kembali dengan laba 4-5 ribu rupiah, saat kami menanyai beliau.
Bagi kakek ini mengemis bukanlah jawaban dan bukan anjuran dari agama.
Dan seharusnya pemerintah kota Lhokseumawe harus mensurvei penduduk miskin didaerahnya untuk kemudian dipelihara dengan program-program berkelanjutan. Dan itu belum dilakukan oleh pemerintah Kota Lhokseumawe tidak ada program seperti itu sudah 2 periode menjabat.
Harapan kami untuk pemerintah Aceh, khususnya untuk Kota Lhokseumawe untuk terus tetap pada jalan amanah rakyat, sudah cukup Aceh pada jalan sesak dan tangis pada masa konflik. Marilah para pemangku jabatan memberikan ruang kebahagian dengan kehadiran pada rakyat secara nyata. Dan untuk seluruh pemimpin jangan sebangsat ini terhadap amanah.
Komentar