Nanggroe.net, Jakarta | Sebanyak 13 orang dilaporkan tewas dan sejumlah lainnya hilang dalam musibah tanah longsor yang terjadi dipinggiran Kota Abidjan, Pantai Gading.
Peristiwa tersebut merusak rel kereta api dan meratakan rumah-rumah yang ada didaerah tersebut.
Dilansir dari AFP, pada Jumat (19/6), tanah longsor dan vahur sering melanda di Kota Avidjan saat musim hujan. Dari peristiwa itu sebanyak 20 rumah dilaporkan tersapu longsor di pinggiran Kota Anyaman.
Baca Juga : 20 Tentara India Tewas Selama 10 Tahun Konflik Dengan China di Perbatasan Himalaya
“Jumlah korban sementara dalam peristiwa itu adalah 13 orang, dan pencarian masih dilakukan”, tutur Prefek Abidjan, Vincet Toh Bi.
Penduduk setempat itu mengatakan bahwa ada sekitar 10 orang yang dirawat di rumah sakit. Penduduk lain juga menyebutkan sebagian bukit kecil pecah hingga jatuh dan menimpa rumah-rumah warga sekitar pukul 8 pagi waktu setempat setelah saluran drainase runtuh.
“Saya kehilangan putra saya yang berusia 3 tahun dan saya terua mencarinya”, ujar seorang warga, Abobacar Dagnon, setelah rumahnya rata dengan tanah.
Pada hari kamis sore, ratusan penduduk setempat menyaring lumpur untuk mencari korban yang selamat. Mereka juga mencari sejumlah peralatan dapur dan pakaian yang bisa diselamatkan.
Vincet Toh Bi menyebutkan bahwa hujan lebat yang terjadi didaerah tersebut telah merenggut satu nyawa akhir pekan lalu. Musim hujan di daerah Abidjan sendiri dimulai pada bulan Mei dan biasanya berlangsung hingga pada akhir bulan Juli.
Sebanyak 18 orang dinyatakan tewas pada musibah banjir yang melanda daerah itu pada Juni 2018 lalu di Kota Abidjan.
Kota itu berpenduduk sekitar 5 juta orang, sebagian besar penduduknya tinggal dalam gubuk-gubuk di zona rawan banjir dan berbahaya.
Komentar