Malaysia Mulai Lockdown Total, Kuala Lumpur Bak Kota Mati

Nanggroe.net, Jakarta | Malaysia memulai Lockdown nasional selama dua minggu pada Selasa, dengan pos pemeriksaan polisi di persimpangan jalan di sekitar ibu kota Kuala Lumpur ketika pihak berwenang berjuang mengendalikan gelombang infeksi Covid-19 yang telah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menyebutnya lockdown total, meskipun layanan penting diizinkan dan beberapa pabrik dapat beroperasi dengan tenaga kerja yang berkurang.

Wabah terbaru lebih parah, sebagian karena varian Covid-19 yang sangat menular, yang menekan layanan kesehatan negara. Banyak warga Malaysia yang menganggap lockdown terlambat.

“Bagi saya, lockdown seharusnya dilakukan selama Ramadan ketika kasusnya lebih sedikit dan orang tidak banyak bergerak,” kata manajer bank Muhammad Azril Maridzuan, dikutip dari Reuters, 2 Juni 2021.

“Sekarang, orang-orang lebih banyak bergerak. Jadi agak terlambat tetapi lockdown tidak apa-apa untuk mengurangi tingkat infeksi kami,” katanya.

Warga lain juga khawatir tentang ruang lingkup pembatasan terbaru.

“Saya kira meski dengan pembatasan baru, bandara tetap buka sehingga masih ada potensi penyebaran COVID meski masyarakat sedang berjuang (lockdown) saat ini,” kata Siti, pengendara pesan-antar makanan berusia 25 tahun, yang menolak memberikan nama lengkapnya.

Kuala Lumpur bak kota mati pada hari pertama lockdown. Lalu lintas tampak lebih lengang di beberapa bagian ibu kota yang sering macet dengan mobil-mobil bergerak dengan lancar di sekitar Menara Kembar Petronas 88 lantai.

Pergerakan kendaraan di jalan turun sekitar 70 persen pada hari pertama lockdown pada Selasa, kata Menteri Dalam Negeri Datuk Seri Hamzah Zainudin.

“Dari laporan yang saya terima dari Direktur Lalu Lintas Bukit Aman tadi, pergerakan lalu lintas di jalan turun 90 persen di beberapa daerah tetapi secara keseluruhan 70 hingga 80 persen dari biasanya,” kata Zainudin, Malay Mail melaporkan.

Malaysia pada hari Senin mengumumkan paket stimulus tambahan 40 miliar ringgit (Rp 138,3 triliun) menjelang lockdown.

Menteri keuangan memperingatkan pada hari Selasa bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 6% -7,5% mungkin harus direvisi turun karena lockdown baru.

Jumlah kasus Covid-19 harian baru lebih besar daripada di India secara per kapita, meskipun infeksi telah turun sejak mencapai rekor pada hari Sabtu.

Malaysia melaporkan 7.105 infeksi baru Covid-19 pada hari Selasa, sehingga total kasusnya menjadi 579.462.[Tempo.com]

Komentar