Nanggroe.net, | Demi meningkatkan nalar berfikir kritis pada siswa dalam memerangi Hoax dan Misi informasi, Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Bambang Soesatyo mendorong sekolah agar mengedepankan prinsip pendidikan Literasi Ginetik.
Hal itu di rencanakan akibat marak beredar informasi Hoax ke publik disaat kondisi pandemi Covid-19 yang mengakibatkan sebagian pihak menjadi korban atas Isu miring. Seperti hal nya para tenaga medis, yang di contohkan Ketua MPR-RI seperti jajak pendapat Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19.
Bedasarkan data yang kami lansir dari media Tempo.co, Minggu (26/7), Bambang mengungkapkan bahwa dari 2.050 tenaga medis di seluruh Indonesia Pada April lalu, bedasarkan hasil jajak pendapat tersebut di temukan sebanyak 135 tenaga medis mangaku diusir dari kediaman mereka.
Baca Juga : MPU Aceh Izinkan Salat Idul Adha, Masyarakat Diminta Patuhi Protokol Kesehatan
“Mengingat saat ini tantangan terbesar umat manusia khususnya dalam dunia pendidikan ialah serangan Hoax dan Misi Informasi, ternyata hal ini tidak hanya terjadi pada saat Pemilu saja, namun Juga terjadi saat Pandemi Covidi19 Seperti ini,” Ungkap saat sosialisasi empat Pilar MPR-RI kepada pelajar di salah satu sekolah menengah di Jakarta, Sabtu 25 Juli 2020.
Bahkan, lanjutnya dampak informasi Hoaks mengakibatkan kurang lebih ratusan tenaga medis mengalami berbagai macam persoalan, baik itu di permalukan karena kerja di rumah sakit penanganan Covid-19, di jauhi oleh keluarga, jugaterancam diusir dari tempat tinggal.
Kemudian, masyarakat merespon tenaga medis tersebut tidak terlepas dari beredarnya Hoax dan Misi Informasi yang beredar di Medsos, bahwa tenaga medis telah menyebarkan Covid-19.
“Ini seharusnya masyarakat menyaring dulu terhadap Informasi yang beredar, bukan malah mempercayai begitu saja,” Pungkas Bambang.
Komentar