Nanggroe.net, Aceh Utara | Intensitas curah hujan yang sangat tinggi melanda kawasan Aceh Utara dalam beberapa waktu lalu sehingga mengakibatkan beberapa sungai di Aceh Utara mengalami peluapan, Akibat dari peluapan tersebut beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Utara mengalami Banjir.
Tentu nya persoalan ini sudah terjadi sangat lama, hampir setiap tahun persolan banjir ini terus menerus terjadi, Seakan tidak ada jalan keluar dalam hal ini, seolah pemerintah hanya fokus pada isu isu besar saja, seperti penanganan Covid 19.
Baca Juga : Pedagang Pertokoan Lhokseumawe Mengeluhkan Jalan Protokol Yang Kerap Banjir Saat Hujan Mengguyur
Dalam hal ini Terkesan pemerintah mengemas persoalan banjir ini seolah hal ini terjadi karena murni factor Bencana alam yang di berikan ujian oleh tuhan kepada manusia dan Alam, padahal Fakta di lapangan persoalan banjir ini bukan hanya terjadi karena cobaan yang di berikan tuhan saja, melainkan hal ini di sebabkan kurang nya perhatian pemerintah untuk melakukan normalisasi beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sungai besar yang melintas di beberapa Kecamatan di Aceh Utara.
Tujuan Normalisasi nya tentu membuat aliran Air sungai itu kembali lancar mengalir dari hulu ke hilir sungai, sehingga sungai mampu menampung debit air meskipun cuaca dalam keadaan Hujan terus menerus, sehingga persoalan banjir ini dapat diatasi minimal sebagian daerah yang sering mengalami banjir.
Agar persoalan ini tidak kembali terjadi, sehingga banyak masyarakat mengalami kerugian setiap tahun nya yang diakibatkan persoalan ini, yang terjadi di setiap akhir tahun, realita nya pemerintah dalam hal ini tidak ada upaya kongkrit dalam mengatasi persoalan banjir ini, agar tidak terjadi di tahun tahun selanjutnya.
Bedasarkan pantauan Nanggroe.net di beberapa titik tampak masyarakat mencoba menyelamatkan barang rumah tangga agar tidak mengalami kerusakan kepada media ini saat melakukan penulusuran dilapangan mengatakan
“ Hampir setiap tahun kami mengalami seperti ini bang, kami hampir setiap tahun nya mengalami kerugian, sebagian perabotan dan alat elektronik kami rusak akibat terkena air, Namun pemerintah hanya mampu memberikan bantuan masa panic berupa mie instan, beras, telor,”. Ungkap nya di sela sambil mengevakuasi barang perabotan rumah tangga ke mobil yang berada di badan jalan.
Komentar