Masyarakat Tanjong Ara Gelar Aksi Bentuk Kekecewaan Kepada Keuchik

Nanggroe.net, Aceh Utara | Sejumlah Masyarakat Tanjong Ara, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara mengelar aksi demo tepatnya di Meunasah Tanjong Ara pada Sabtu, (28/8/) malam.

Aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan masyarakat Tanjong Ara kepada Keuchik terhadap sikapnya yang arogan dan tertutup terhadap aspirasi masyarakat yang meminta Keuchik untuk menggelar rapat umum.

Aksi tersebut juga turut dihadiri oleh ketua tuha 4, Mantan Keuchik yang lama dan juga yang terlibat dalam menyampaikan orasinya yaitu Heri Safrizal yang merupakan koordinator, Heriandi, Ronal dan Abi Haiqal.

“Aksi damai ini mendesak kepala desa agar menggelar rapat umum untuk meluruskan pengelolaan anggaran desa selama tiga tahun berjalan yang tidak pernah mendapatkan akses informasi sama sekali,” kata Koordinator aksi Hery Safrizal.

Lanjutnya, sejak pada tahun 2017 Keuchik menjabat diketahui baru sekali melakukan laporan pertanggungjawaban pengelolaan dana desa secara tranparansi setelah itu Keuchik tidak pernah melakukannya lagi sama sekali.

Hery juga mengatakan sampai saat ini belum ada satupun bentuk laporan yang Keuchik lakukan seperti salinan LPJ yang tidak pernah diserahkan kepada tuha 4, papan Infografis desa dan rapat umum yang sampai saat ini sama sekali belum dilakukan.

Selain tuntutan tersebut masyarakat juga mendesak agar Keuchik menghidupkan kembali meunasah sebagai tempat bermusyawarah bermufakat untuk setiap kepentingan dan kemakmuran desa selain sebagai tempat beribadah.

Selain itu masyarakat juga kecewa terhadap Keuchik yang membuat halaman meumasah dijadikan lapangan sepakbola futsal dari pada membangun kantor desa sebagai pusat administrasi Gampong.

Didalam pembentukan tersebut masyarakat tidak pernah sama sekali dilibatkan dalam musyawarah dan masyarakat Tanjong Ara juga tidak pernah tau bagaimana RPJ desanya sendiri.

Diketahui masyarakat sudah pernah menyurati Keuchik sejak bulan April lalu akan tetapi sama sekali tidak ada respon dari geuchik, bahkan geuchik sebaliknya membantu Tgk Imum geuchik melaporkan masyarakat ke kepolisian karena dianggap rapat yang digelapkan masyarakat ilegal pada saat itu.

Diketahui ketua pemuda dan masyarakat sudah menanyakan keberadaan geuchik di rumahnya akan tetapi beliau tidak berada di rumah dan sampai saat ini belum diketahui dimana keberadaannya.

“Kami sudah ke rumah geuchik bersama ketua pemuda dan masyarakat akan tetapi hanya istrinya saja yang berada dirumahnya dan kami menanyakan kepada istrinya apakah bapak ada di rumah istrinya menjawab “geuchik Hana dirumoh,” ungkapnya

Syukur walau bagaimana pun masaa emosi dan marah,namun suasana aksi sampai pkl 12 mlm masih dalam kendali dan kondusif berjalan normal, massa berjanji akan melakukan aksi lebih besar lagi jika geuchik masih liar dengan rakyatnya.

Dalam orasinya semalam Hery Safrizal atau Hery Tanjong juga sebagai Koordinator Aksi menegaskan bahwa aparat harus paham masing masing posisi, seperti Tengku Imum jangan terlalu ikut campur soal pengelolaan dana desa, jangan ambil posisi untuk meluruskan kas Gampong,itu bukan urusan Tgk Imum Dan jangan terkesan memihak kepada penguasa.

Juga lembaga tuha Peut,sebagai legislatif jangan mandul, harus mampu mengawal dan mengawas terhadap semua program kebijakan yang dilakukan oleh Keuchik.

Menurutnya, Tengku Imum sebagai guru rohani seharusnya mendorong geuchik memfungsikan menasah sebagai balai pertemuan dan Keuchik agar harmonis berkomunikasi dengan warganya.

“Jameun hana dana desa dumpue buet hasee, ureung hana gabuek, jinoe peng dum, ureung bicah, geuchik bek kleut, beusehat cara hadapi aspirasi, bek malah arogan,” katanya.

Ta joek surat resmi hana geupeureumeun, ta undang lagee nyoe hana geujak, mandum aparat meusidroe hana troeh malam nyoe, pue na yum tanyoe masyarakat bak awak nyan yang kalheuh ta pileh,” tutupnya.

Komentar