Mengapa Bisa? Wagub Banten Tidak Ikut Divaksin Covid-19, Ini Alasannya

Nanggroe.net, Banten | Ada hal yang menarik dalam penyuntikan vaksin Covid tahap kedua di Provinsi Banten, nyakni Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy, malah tidak ikut divaksin.

Seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOLBanten, Vaksinasi tahap kedua bagi kepala daerah termasuk Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) se-Banten mulai digelar di daerah masing-masing.

Vaksinasi tahap pertama telah dilaksanakan pada 14 Januari 2021 dan melibatkan sejumlah Bupati/Walikota serta Forkompinda Banten di Pendopo Kabupaten Tanggerang.

Vaksinasi selanjutnya, sudah laksanakan serta diikuti Sekretaris Daerah Banten Al Muktabar, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten Asep Nana Mulyana, dan Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Hastuti.

Baca Juga : Terjadi Lagi, Penusukan Terhadap Imam Masjid di Depok, Namun Gagal Karena Pelaku Terpeleset

Terkait Andika Selaku Wagub Banten yang tidak divaksin, Ia mengatakan, sejak vaksinasi pertama hingga kedua, dirinya tidak termasuk pimpinan Daerah yang ikut divaksin.

Andika beralasan, pada saat vaksinasi pertama dirinya sedang dalam keadaan sakit dan secara medis kondisi sakit tidak diperkenankan diinformasikan ke publik.

“Masalah medis mah enggak boleh diinformasikan ke banyak orang. Itu kan pribadi, itu kan ada beberapa yang imunnya sudah tidak boleh lagi divaksin. Seperti itu yah,” ujar Andika Hazrumy di gedung DPRD Banten, Kamis (28/1).

Pada dasarnya, lanjut Andika, vaksinasi Covid-19 diperuntukan bagi kepala Daerah yang secara medis dinyatakan sehat.

“Kalau sudah reaktif itu kan enggak boleh. Jadi kita berikan dulu kepada yang sudah, istilahnya difokuskan, dikasih,” jelasnya.

Tapi saat disinggung apakah dirinya siap divaksin kalau sudah dinyatakan sehat, Andika kembali mengelak vaskinasi tidak bisa dipaksakan.

Baca Juga : Kasus Ayah Penganiaya Anak Kandung Kini di Limpahkan Ke Pihak Kejaksaan Negeri Aceh Utara

“Kan kalau sudah terkena istilahnya kita reaktif, harus melihat kondisi tubuh dulu, tidak bisa dipaksakan,” terang Andika.

Andika pun berharap masyarakat pada saat menerima vaksinasi tidak perlu khawatir, karena vaksinasi tidak akan menimbulkan efek berbahaya.

Dalam vaksinasi kali ini, targetnya baru tenaga kesehatan yang akan dibereskan sampai Februari, baru masyarakat umum.

“Sampai Februari tenaga medis kesehatan selesai, sambil sosialisasi kepada masyarakat,” tandasnya.

Laporan: Radjiz Fadli

Komentar