Militer Korut dan Korsel Baku Tembak di Perbatasan DMZ, Ini Kronologinya

Nanggroe.net, Jakarta | Militer dari Negara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) baku tembak dizona demiliterisasi (DMZ) yang juga merupakan perbatasan kedua negara tersebut, pada Minggu pagi (3/5).

Zona demiliterisasi itu adalah kawasan di semenanjung. Adu senjata adalah peristiwa langka terjadi antara dua negara tetangga tersebut setelah kemunculan kembali sehari sebelumnya presiden Korea Utara, Kim Jong-Un. Presiden Kim hampir tiga minggu absen dari ruang publik hingga memicu berbagai macam isu terkait kesehatannya.

Baku tembak terjadi bermula ketika militer Korea Selatan yang tengah bertugas dipusat kota Cheorwon di demiliterisasi (DMZ) mendengar tembakan dari arah utara sekitar pukul 07:41 waktu setempat.

Baca Juga : 46 Tewas 60 Luka-Luka Kerusuhan di Penjara Venezuela

Ketika mendekati sumber suara tembakan, Kantor dari Kepala Staf Gabungan Militer Korea Selatan (JCS) mengatakan para personelnya menemukan empat bekas tembakan peluru pada dinding post penjagaan.

JCS juga menyampaikan para personelnya menembakkan total 20 tembakan sebagai bentuk balasan yang masing-masingnya 10 tembakan dalam satu putaran. JCS mengatakan tindakan itu sesuai dengan manual respon mereka.

Baca Juga : Trump Ancam Tarik Militer AS di Arab Saudi Jika Tidak Lakukan Hal Ini

“Kami juga mengirimkan pemberitahuan kepada Korea Utara melalui komunikasi inter-Korea sekitar pukul 09.35 dan meminta penjelasa mereka”, kata JCS.

Korea Selatan menyampaikan tidak ada korban jiwa dan juga kerusakan akibat dalam insiden tersebut. Dan sejauh ini belum jelas apakah insiden itu berdampak bagi Militer Korea Utara di zona demiliterisasi.

Militer Negara Korea Selatan menyampaikan pihaknya masih terus berupaya menyelidiki insiden tersebut berdasarkan dari barang bukti yang didapat seperti peluru dan lokasi kejadian yang ditemukan. Korsel juga masih menganalisis motif dari penembakan militer korut tersebut.

Namun dari hasil investigasi awal, CJS menunjukkan bahwa insiden penembakan tersebut adalah bukan sebuah provokasi yang disengaja. “Suasana ketika insiden terjadi sangat berkabut dan tentara Korut biasanya bergantian giliran jaga direntang waktu tersebut,” kata seroang pejabat JCS seperti dilansir dari kantor berita Yonhap.

Negara Korea Selatan menegaskan bahwa peristiwa tersebut melanggar perjanjian militer pada kesepakatan Sebtember 2018 lalu yang diteken oleh Presiden Moon Jae-In dan Pemimpin Korut, Kim Jong-Un. Dibawah perjanjian yang sama, Korut-Korsel meneapkan Zona bebas bentrokan militer atau zona penyangga daratan, maritim, dan darat. Korut-Korsel juga sepakat menghentikan seluruh tindakan bermusuhan demi memulihkan kepercayaan antar keduan negara tersebut.

Baku tembak ini juga merupakan yang pertama terjadi sejak Korut dan Korsel sepakat mengeluarkan deklarasi Pankunjom pada bulan April 2018 lalu. Sampai saat ini, pihak dari Korut belum juga mengeluarkan tanggapan resmi atas insiden tersebut, pihaknya belum mendeteksi manuver tidak biasa dari Korea Utara.

Komentar