Novel Baswedan: Indonesia Berbahaya Bagi yang Ingin Berantas Korupsi

Nanggroe.net | Kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, sudah diakhir cerita, penyerang penyidik KPK itu keduanya ialah Rahmat Kadir dan Ronny Bugis dan elah dinyatakan bersalah melakukan penganiayaan dan terencana lebih dengan mengakibatkan luka berat.

Rahmat Kadir menyiram air keras ke wajah Novel Baswedan divonis Hakim selama 2 tahun penjara, sementara Ronny Bugis yang membonceng Rahmat Kadir divonis Hakim selama 1,5 tahun bui.

Novel pun menanggapi vonis tersebut dengan menyinggung Presiden Joko Widodo dirinya menilai Jokowi berhasil membuat pelaku sebenarnya tetap bersembunyi.

Baca Juga : Tuntutan Jaksa Terhadap Pelaku Kasus Novel Baswedan Dianggap Janggal, Ada Apa?

“Selamat bapak Presiden Jokowi, Anda berhasil membuat pelaku kejahatan tetap bersembunyi, berkeliaran, dan siap melakukannya lagi,” dalam akun Twitter Novel @nazaqistsha yang dilihat Nanggroe.net Jum’at (17/7).

Sebelumnya Kabiro Humas KPK, Febri Diansyah, mengatakan dan membenarkan akun Twitter milik Novel yang asli hanyalah satu yakni @nazaqistsha.

Novel menambahkan, putusan yang ada merupakan akhir dari sandiwara dalam kasus yang menimpa dirinya.

Baca Juga : Pelaku Dituntut 1 Tahun Penjara, Rocky Gerung: Air Keras Buat Mata Keadilan

Seperti yang telah dikabarkan sebelumnya, hakim menilai dua penyerang Novel Baswedan yang merupakan polisi itu bersalah memenuhi unsur dalam dakwaan subsider, yakni Pasal 353 ayat 2 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Novel mengaku tidak bersedih hati dengan putusan Hakim. Namun, yang membuatnya sedih, karena jika ingin memberantas korupsi di Indonesia sangat berbahaya.

“Saya bersedih disaat memberantas korupsi ternyata tidak ada perlindungan hukum dari negara. Tentunya saya juga bersedih ketika koruptor seperti menang dan mereka justru merasa bisa berbuat lebih jahat lagi ke depan dan bisa mengancam aparatur yang bekerja untuk memberantas korupsi,” tandas Novel.

“Sandiwara telah selesai sesuai dengan skenarionya. Point yang penting untuk pembelajaran yakni Indonesia benar-benar berbahaya bagi orang yang ingin berantas korupsi,” tutupnya

Komentar