Pembangunan Proyek IPAL di Gampong pande, HIMAKMUR : Semoga Allah Membuka Hati Wali Kota Banda Aceh

Nanggroe.net, Aceh Utara|Lanjutkan pembangunan IPAL (Intalasi Pengelolaan Air Limbah) di kota Banda Aceh sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan Publik. Selasa (9/4/2021)

Kontra terjadi karna berbagai elemen masyarakat dan para pemerhati sejarah Aceh menilai bahwa lokasi proyek yang terletak di Gampong Pande tersebut berada di atas makam para ulama dan raja Aceh yang diperkirakan pada masa kerajaan Aceh Darussalam pada abad XIII Masehi.

Kompleks-kompleks pemakaman Gampong Pande banyak dijumpai pemakaman-pemakaman era awal berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam dengan nisan-nisan berbagai jenis tipologi nisan dari abad ke-15 sampai dengan abad ke-19 M. Juga mencuat di publik baru-baru ini ditemukan di area Instalasi Pengolahan Air Limbah, nisan-nisan yang diperuntukkan kepada ulama-ulama dan memungkinkan raja-raja dilihat dari ciri-ciri batu nisan. ini menandakan kawasan ini benar-benar kawasan yang sangat penting untuk ditinjau ulang.

Baca Juga:

Demo Aparatur Desa Minta Perbup Dicabut, Pemerintah: Produk Hukum Sudah Sesuai Mekanisme

Menanggapi hal tersebut Himpunan Mahasiswa Kutamakmur (HIMAKMUR) melalu sekretaris umum Muhammad Nur Khatami menyatakan menolak pembangunan IPAL tersebut karna menilai pemilihan lokasi yang tidak tepat “Kami selalu mendukung semua proses pembangunan yang terjadi dan tidak menyalahkan pembangunan tersebut, akan tetapi yang kami nilai tidak tepat adalah pemilihan lokasi pembangunan IPAL karna berada di atas makam para ulama dan raja Aceh yang telah memiliki jasa yang sangat besar terhadap Aceh”

Khatami melanjutkan “Kami menilai jika proyek tersebut terus dilanjutkan maka sama saja seperti melakukan penghinaan terhadap pendahulu kita, karna membuat tempat pembuangan akhir di atas makam para ulama dan raja Aceh. Dimana letak moral kita sebagai sebuah bangsa teuleubèh ateuëh ruëng dônya tetapi tidak menghargai bahkan melakukan penghinaan dengan membuang kotoran dia atas makam suci para pendahulu nya”

“Dan kami juga menilai jika proyek itu tidak dipindahkan maka sama saja seperti mengubur semua sejarah dan mengajak generasi Aceh untuk melupakan sejarah Aceh yang begitu hebat dimasa lalu. Pembangunan proyek IPAL di lokasi tersebut sama saja seperti mengajak semua generasi Aceh untuk melupakan identitas mereka sebagai bangsa yang besar, kami berdoa semoga Allah membuka pintu hati Pemko Banda Aceh untuk segera merelokasikan proyek IPAL tersebut. ” Tutup Khatami yang juga merupakan Mahasiswa Ilmu Politik UNIMAL

Komentar