Pimpinan Yayasan Pendidikan Tinggi Diduga Melakukan Pelecehan Seksual kepada Mahasiswi

Nanggroe.net, Lhokseumawe | Pimpinan salah satu Yayasan Pendidikan di Kota Lhokseumawe berinisial A diduga melakukan pelecehan seksual sebut saja Bunga, (bukan nama sebenarnya) yang merupakan mahasiswi dari yayasan tersebut.

Praktek pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah satu pimpinan yayasan di Lhokseumawe itu sangat terorganisir untuk memuaskan birahinya dengan iming-iming perkerjaan dan beasiswa dengan megunakan kekuasaan yang melekat padanya, perkembangan ini pun bisa berdampak pada masalah sosial dan kemanusiaan yang lebih luas.

Hal itu diungkapkan Bunga (korban) melalui pihak keluarga, berinisial King (nama samaran) yang merupakan calon suami korban kepada Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Aceh Utara untuk melakukan konsultasi, pada Selasa 27 Oktober 2020 malam.

Elyati pihak P2TP2A Kabupaten Aceh Utara membenarkan adanya konsultasi dari Bunga terkait pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh salah satu Pimpinan Yayasan Pendidikan di Kota Lhokseumawe berinisial A.

“Kami sedang mendalami konsultasi ini, tapi kami belum bisa menyimpulkan bahwa itu pelaku atau bukan,” katanya kepada Nanggroe.net. Melalui Via telpon saat dimintai keterangan pada Selasa (27/10).

Kronologi kejadian pelecehan seksual terhadap bunga yang diberikan keterangan kepada calon suaminya King kepada Nanggroe.net pada Selasa (27/10).

King menyebutkan bahwa Perbuatan keji pemimipin tersebut bermotif ingin melumpuhkan penyakit guna -guna ,kata pimpinan itu kepada Bunga.

“Disaat korban masih berstatus mahasiswi dan akhirnya pelaku mengunakan kesempatan untuk memuaskan birahinya disini lah awal mulanya terjadi praktek pelecehan seksual ini,” kata King.

Berdasarkan pengakuan korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum Pimpinan Yayasan dan anak angkatnya insial D, itu terakhir kali terjadi pada bulan Februari 2020 saat acara wisuda di Medan.

Setelah itu, perempuan malang ini pun mengaku masih menjadi incaran oknum Pimpinan Yayasan tersebut saat dirinya masih bekerja di kampus itu.

Namun, kali ini korban sudah tidak sanggup dan tidak mau lagi menuruti pelampiasan nafsu birahi oknum tersebut. Risikonya, Bunga pun dipecat dari tempat kerjanya.

Terbongkarnya kasus ini pun awalnya oleh calon suami korban, saat itu King menanyakan alasan Bunga dipecat dari kampus. Awalnya kata King, korban tidak mau mengakui adanya masalah serius yang sedang dihadapi.

Tapi, setelah beberapa kali didesak, akhirnya korban mengaku. Saat itu Bunga menangis dan merasa sangat terpukul dengan apa yang dia alami selama ini, tapi ia tutupi demi pendidikan dan nama baik keluarganya.

Merasa tidak terima dengan apa yang didengarnya, calon suami korban pun mencoba melakukan upaya tertentu demi calon istrinya, termasuk mengadu kepada Pewarta Nanggroe net.

* Terkait Pemberitaan ini kami Nanggroe.net meminta maaf mengenai kekeliruan / kesalahan dalam menampilkan gambar, sehingga melanggar kode etik Jurnalistik.

Komentar