Nanggroe.net, Lhokseumawe | Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum Universitas Malikussaleh Cabang Lhokseumawe – Aceh Utara menanggapi keprihatinan dari situasi perekonomian yang dinilai ambrukya nilai tukar rupiah yang sudah tembus angka Rp16.000/ dolar.
Ketua HMI Komisariat Hukum UNIMAL Muhammad Adam mengatakan, dengan buruknya nilai tukar rupiah hilang wibawa negara, sehingga mengakibatkan melambungnya harga-harga bahan pokok sedangkan daya beli masyarakat semakin rendah dan ambruk.
“Nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS terus bergerak melemah pada sektor perdagangan, rupiah bahkan sempat menyentuh angka Rp16.112/dolarnya”. Ujarnya
Nominal ini merupakan level terendah dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, ambruknya nilai rupiah bukan persoalan biasa yang hanya dapat dijawab oleh pemerintah dengan dalih kondisi tersebut dialami oleh seluruh negara terutama asia yang disebabkan oleh faktor eksternal.
“Dampak dari ambruknya rupiah mulai merambah sektor perekonomian masyarakat Indonesia, diantaranya kebutuhan bahan pokok yang masih impor seperti, beras, jagung, gula, garam bahkan kedelai sehingga produsen lokal terus terhimpit akan kondisi”. Sebutnya
Sementara hal yang paling kritis saat ini adalah, pemerintah harus mampu menjaga kedaulatan ekonomi dengan menjaga wibawa pemerintahan dalam sektor politik internasional, dengan menjaga proyek-proyek agar mampu dikelola negara sendiri bukan pihak asing , maupun aseng.
Serta mampu mendorong masyarakat untuk mewujudkan kedaulatan baik ekonomi maupun produksi sehingga dapat melepaskan diri dari ketergantungan hutang diluar negeri.
Selain itu ia menyampaikan, pemerintahan Jokowi-Ma’ruf saat ini telah keluar dari nawacita trisaktinya Soekarno yakni Indonesia mampu mandiri secara ekonomi namun pada saat ini indonesia tidak mampu berdaulat serta mandiri secara ekonomi.
“Pemerintah sudah keluar dari nawacita, hal tersebut dibuktikan dengan ambruknya rupiah yang mencapai 16 ribu perdolarnya yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat,” ujar Muhammad Adam.
Komentar