Nanggroe.media, TAKENGON – Dikabarkan salah seorang santri berasal dari Aceh Tengah, Adab Aulia Rizki (19), yang juga merupakan pengurus di salah satu pondok pesantren di Langkat, Kabupaten Sumatera Utara, terpaksa dirawat intensif di Rumah Sakit Adam Malik akibat luka bakar di seluruh tubuhnya.
Informasi yang diterima Nanggroe.media Jumat (11/10/2024) Aulia (19), diduga menjadi korban penganiayaan oleh sesama santri yang ada di pondok pesantren tersebut.
Peristiwa yang dialaminya terjadi pada Sabtu (05/10/2024) sekitar pukul 03:00 WIB, dimana kamar korban diduga dibakar oleh para pelaku saat korban tengah tertidur.
Selimah Indah, merupakan kakak kandung korban mengungkapkan pihak keluarga mendapatkan kabar tersebut melalui istri pemilik pondok pesantren yang juga masih keluarga mereka. Dikabarkan bahwa adiknya mengalami luka bakar dan harus dirujuk ke rumah sakit.
“Jam 5 pagi kami dapat kabar dari istri pemilik pondok pesantren yang juga saudara kami, bahwa adik saya mengalami luka bakar dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik,” ungkap Selimah.
Mendengar kabar itu, pihak keluarga Aulia segera berangkat ke Sumatera Utara untuk mendampingi korban.
“Orang tua kami, bapak, mamak, dan kakak kami sekarang ada di sana menjaga adik saya,” ungkapnya.
Terdapat lima orang santri yang diduga terlibat dalam penganiayaan ini (pembakaran). Saat ini para pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Selimah menerangkan juga bahwa pelakunya ada 5 orang yang di tahan. Yang menjadi dalang ini ada 1 orang, ada 4 lainya ikuti kata pelaku adik-adik satu pondok pesantren dia (pelaku).
Aulia (19), kini mendapatkan perawatan intensif dan direncanakan menjalani operasi kedua pada hari ini. Meskipun sebelumnya telah menjalani satu kali oprasi pasca kejadian, namun kondisi korban masih belum membaik hingga saat ini.
Selimah menambahkan, hanya tangannya yang bisa digerakkan. Untuk duduk atau berdiri belum bisa, bicara juga belum bisa masih pakai oksigen. Rencananya hari ini akan dilakukan operasi kedua.
Komentar