Nanggroe.net, Jakarta, | Perdana Manteri (PM) Inggris Boris Johnson mengingatkan pihak Israel untuk tidak semena-mena dalam rencananya mencaplok sebagian wilayah di Tepi Barat.
PM Johnson juga menyebut bahwa tindakan tersebut adalah ilegal dan bertentangan dengan kepentingan warga Yahudi sendiri.
“Saya adalah seorang pembela Israel yang bersemangat”, tulisnya dalam sebuah halaman artikel yang diterbitkan dalam bahasa Ibrani di halaman depan media harian terlaris Israel, Yediot Aharonot, dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (2/7).
Baca Juga : Ikon Tempat Kelahiran Revolusioner Che Guevara Dijual
“Dengan pikiran sedih saya telah mendengar bahwa proposal untuk mencaplok wilayah Palestina”, lanjutnya.
“Saya takut proposal ini akan gagal dalam tujuannya mengamankan perbatasan Israel dan akan bertentangan dengan kepentingan jangka panjang Israel sendiri”, tutur PM inggris tersebut.
Pemerintah koalisi Israel telah menyetujui tanggal 1 Juli sebagai tanggal untuk mulai menerapkan proposal perdamaian Timur Tengah Presiden Donal Trump, yang membuka ruang bagi aneksasi Israel terhadap wilayah Palestina di Tepi Barat dan juga kemungkinan di Lembah Jordan.
“Aneksasi itu menjadi pelanggaran hukum internasional, juga kemajuan yang telah dibuat Israel dalam meningkatkan hubungan dengan dunia Arab dan muslim”, imbuh Johnson sambil melanjutkan.
“Saya masih percaya bahwa jalan untuk mencapai keamanan yang benar dan langgeng bagi Israel, tanah air bagi tiap orang yahudi adalah solusi yang memungkinkan untuk keadilan dan juga keamanan bagi Israel dan Palestina”, imbuh Johnson.
Pada bulan lalu, dalam sebuah opini yang jarang dilakukan oleh sebuah surat kabar Israel, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Amerika Serikat (AS), Yoused Al-Otaiba, memperingatkan bahwa aneksasi Israel di Tepi Barat akan membahayakan menghangatnya hubungan Arab-Israel.
“Perampasan ilegal atas tanah palestina dalam rencana aneksasi adalah pembicaraan normalisasi yang kontradiksi,” tutur Otaiba.
Komentar