ACEH | Sejumlah pengungsi Rohingya kembali mendarat di Aceh di dua lokasi yang berbeda, tepatnya di Bireuen dan Pidie, pada Minggu 19 November 2023 lalu.
Seperti dilaporkan oleh Reuters, jumlah pengungsi Rohingya yang mendarat tersebut mencapai lebih dari 500 orang.
Mendarat nya pengungsi Rohingya di Aceh tuai berbagai macam komentar dari masyarakat Aceh baik itu dari kalangan pemerintah maupun pengamanan politik.
Ahmad Dani Mantan anggota FKK Desk Aceh Kemenkopolhukam menilai bahwa ada oknum atau sekelompok orang yang secara sengaja menggerakkan etnis Rohingya ke daratan Provinsi Aceh.
Kenapa mereka suka memutar jarum kompas perahu ke daratan Aceh. Karna mereka sudah mendapat perlakuan yang sangat spesial luar biasa dari masyarakat Aceh.
“Yang perlu ditangkap itu para oknum pembisnis yang telah menggerakkan para manusia perahu mendarat manis ke daratan Aceh,” Ujar Ahmad Dani Kepada Nanggroe.media (20/11/2023).
Lebih lanjut, Ahmad Dani menegaskan bahwa tidak ada terjadinya konflik perang hebat di Myanmar, yang ada saat ini terjadi perang ada di dua negara yaitu Palestina dan Ukraina.
“Dan bila kita berbicara dari segi kemanusiaan, cukup berikan segala keperluan mereka di tengah laut, habis minyak boat kasihkan minyak, habis sembako berikan mereka sembako, asalkan perahu tidak mendarat diperairan daratan Aceh,sebagai mana yang pernah disampaikan oleh mantan Menkopolhukam Laksamana TNI (purnawirawan) Tedjo Edhy Purdijatno, S.H. beberapa tahun silam di Lhokseumawe,” Ujarnya
Ahmad Dani berharap Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi agar berbicara dengan pihak pemerintah Myanmar, kenapa pengungsi Rohingya selalu lolos memasuki perairan Indonesia.
“Hari ini Menteri luar negeri Indonesia harus berbicara dengan pemerintah Myanmar kenapa pengungsi Rohingya selalu lolos menuju perairan indonesia sebagai target utama menuju daratan Aceh, sedangkan Aceh hari ini jangankan memberikan bantuan untuk orang lain, secara kasat mata masyarakat Aceh sendiri sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah pusat terkait permasalahan ekonomi,” ujar Ahmad Dani
Selain itu, Mantan anggota FKK Desk Aceh juga berharap kepada TNI-AL dan Polisi Airud untuk memperketat keamanan di sepanjang perairan Aceh agar mereka tidak mendarat lagi di Aceh.
“Kita bukan menolak pengungsi Rohingya tapi alangkah lebih baik kita membantu apa saja keperluan (kebutuhan) mereka di tengah laut terkait apa saja yang mereka butuhkan, karena saat ini dalam kondisi perekonomian di Aceh, Pemda sendiri lagi sulit tentang mengelola masalah keuangan yang serba defisit,” ujarnya
Ahmad Dani mempunyai alasan tertentu menolak hadirnya para pengungsi Rohingya tersebut lantaran banyak dari mereka yang tidak patuh terhadap aturan.
“Ada beberapa temuan kita mereka suka melarikan diri dari penampungan yang disediakan oleh pemerintah, terkadang dari tingkah laku mereka para pengungsi Rohingya sering membuat para penjaga pusing,” ungkap Ahmad Dani
Komentar