STN Aceh Sikapi Soal Masalah Ketersediaan dan Distribusi Pupuk Untuk Petani 

BANDA ACEH, NANGGROE.MEDIA – Pengurus Wilayah Serikat Tani dan Nelayan Aceh merespon terhadap kesulitan petani dalam mengakses pupuk subsidi dan non subsidi ketika musim tanam tiba.

Ketua Serikat Tani dan Nelayan Aceh, Munzir Abe mengatakan Kelangkaan kerap terjadi di saat petani melakukan penanaman, khusus pada sektor pertanian padi.

“Pupuk adalah asupan nutrisi bagi tanaman. Sama seperti manusia membutuhkan makanan untuk tumbuh dan berkembang, tanaman juga memerlukan nutrisi yang terkandung dalam pupuk. Nutrisi ini sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, peningkatan hasil panen, pencegahan penyakit dan perbaikan kualitas tanah”, ucapnya

Dari hasil observasi kami kelangkaan tersebut terjadi di 23 kabupaten/kota dalam provinsi Aceh.

Dan sudah menjadi rahasia umum bagaimana permainan dalam hal distribusi, sebagai contoh pupuk yang seharusnya di manfaatkan petani sawah tetapi di gunakan untuk petani sawit.

“Hal tersebut sangat kita sayangkan mengingat Provinsi Aceh memiliki pabrik Pupuk Iskandar Muda sebagai perusahaan plat merah milik pemerintah yang ruang kerja memastikan ketersediaan dan distribusi pupuk untuk wilayah Sumatra bagian Utara”, Kata Munzir

Artinya PT Pupuk Iskandar Muda bertanggung jawab untuk kebutuhan di masing-masing wilayah pemasaran ( Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau-Kepri) sehingga kelangkaan pupuk dapat diminimalkan.

Secara usulan kouta Indentifikasi kebutuhan pupuk sudah di kaji oleh dinas pertanian dan perkebunan Aceh, pada Juli 2024 Aceh mendapatkan kouta Pupuk sebesar 100.364 Ton Urea dan 94.121 Ton NPK.

Untuk memenuhi serapan dan mencegah kelangkaan pupuk pemerintah harus mengevaluasi ERDKK yang ada di setiap kecamatan sehingga penerima manfaat pupuk subsidi Tersebut tepat sasaran.

Untuk mengatasi segala tantangan dalam hal ketersediaan dan distribusi kami berharap pemerintah dan PT Pupuk Iskandar Muda, kedepan dapat meningkatkan Kouta pupuk subsidi berdasarkan kebutuhan wilayah, meningkatkan pengawasan untuk mencegah penyimpangan dan penyalahgunaan.

Dan hal yang tidak boleh di lupakan adalah memperkuat kelembagaan petani , karena dengan kuat nya solidaritas petani semua kita terhindar dari penyimpangan dan penyalahgunaan Kouta pupuk bersubsidi dan non subsidi oleh pihak yang tidak bertanggung Jawab”, Tutup Munzir.

Komentar