Tangan Kapitalisme AS Cari Cuan Ditengah Pandemi Corona

Nanggroe.net, Jakarta | Virus Corona (Covid-19) tidak hanya menginfeksi jutaan orang di dunia, tetapi juga menghancurkan berbagai lini kehidupan mulai dari Ekonomi hingga sosial.

Amerika Serikat adalah salah satu negara dengan perekonomian terbesar didunia. Penasihat ekonomi Presiden AS, Kevin Hassett, menyatakan bahkan AS telah mewanti-wanti untuk bersiap menghadapi gelombang pengangguran yang setara ketika Great Depression berlangsung.

Tidak hanya kelas menengah kebawah, juga menengah keatas hingga para pemegang modal layaknya pengusaha juga menjerit karena tercekik dampak dari virus pandemi ini.

Baca Juga : India Batalkan Pesanan Alat Uji Corona, China: Tidak Bertanggung Jawab!

Sama seperti kebanyakan negara didunia, presiden Trump suka ataupun tidak menerapkan sejumlah kebijakan seperti, meliburkan perkantoran, tempat hiburan, juga sekolah, hingga Industri Pabrik.

Pembatasan aktivitas inipun turut mempengaruhi laju perekonomian AS. Pabrik-pabrik diliburkan dari aktivitasnya hingga sebagian dari karyawan mereka terpaksa dirumahkan hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.

Baca Juga : 144 WNA di Indonesia Dinyatakan Sembuh Dari Virus Corona, ODP 306 Orang

Tidak sedikit pekerja dan buruh di AS terkena PHK, sama seperti yang terjadi juga di negara-negara berkembang. Dari data pemerintah, sudah lebih 26 juta orang yang mengajukan klaim bantuan pengangguran di AS.

Presiden Trump dihadapkan pada situasi dilematis seperti pemimpin-pemimpin negara lainnya. Yakni antara mengutamakan kesehatan masyarakatnya atau perekonomian yang juga penting bagi warga AS.

Analisis reporte dari CNN, Zahchary B Wolf, menyampaikan bahwa situasi pendemi ini turut mencerminkan moralitas kapitalisme AS yang aneh.

Dalam tulisan yang berjudul What Matters: This is Whta Coronavirus Capitalism looks like, Wold mengatakan tak sedikit perusahaan besar meminta bantuan dari pemerintah ketika banyak keluarga-keluarga menengah dan usaha kecil harus berjuang dan bertahan lebih keras.

Berdasarkan dari laporan New York Times yang dikutip Wolf dalam tulisannya, banyak dari perusahaan besar berhasil mendapatkan bantuan pinjaman dari pemerintah senilai jutaan dolar. Sementara perusahaan-perusahaan kecil menengah terpaksa gulung tikar akibat tak mendapatkan pinjaman pemerintah.

Amerika Serikat memang menjadi negara dengan kasus virus Corona tertinggi angka kematian di dunia. Berdasarkan dari data statistik Worldometer, negeri paman sam ini tercatat memiliki 1.035.765 kasus Corona dengan 59.266 angka kematian per Rabu (29/4).

Meski demikian, AS masih saja menemukan lonjakan kasus Corona baru dan angka kematian, presiden Trump telah berencana akan melonggarkan sejumlah kebijkan pembatasan pergerakan.

Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat seperti Texas, Georgia, dan Missouri juga telah mulai membuka beberapa kegiatan bisnis.

Komentar