Dua minggu yang lalu dari hari ini di tengah keterpurukan ekonomi masyarakat akibat dihantam Pandemi Covid-19 jagat media sosial di Aceh diributkan dengan dugaan permainan harga masker proyek dinsos yang dikerjakan oleh pelaku UMKM di Aceh yang disinyalir terjadi permainan yang berpotensi merugikan para pekerja taylor yang mendapat jatah orderan masker pemerintah Aceh tersebut, meski kemudian diklarifikasi oleh pihak terkait.
Tiga hari yang lalu kita masih mendengar kabar ada jutaan anak negeri yang terpaksa bertahan hidup tanpa pekerjaan di negeri orang karena kena PHK namun mereka seperti tidak ada yang peduli, padahal tiap tahun negara mendapatkan pemasukan karena jasa mereka memperbudak diri di negeri orang. Kemaren kita membaca di media ada ribuan pekerja di ambang PHK massal akibat keterpurukan ekonomi yang melanda perusahaan tempat mereka bekerja akibat dihantam Covid-19.
Bahkan tadi pagi tepatnya 1 Mei yang diperingati sebagai hari buruh dunia, hati kita teriris dengan membaca berita ada satu keluarga korban PHK yang ditemukan lemas tak berdaya di kediamannya karena kehabisan stok makanan. Mirisnya di kesempatan lain kita membaca ada ratusan TKA Asing yang malah dibiarkan masuk untuk merebut slot lapangan kerja di negeri ini, padahal di saat bersamaan jutaan anak negeri sedang kehilangan lapangan kerja.
Sungguh semua kenyataan di atas membuktikan pada kita bahwa Ucapan Selamat hari buruh tidak lebih dari sekedar basa basi, tidak lebih dari sebatas ucapan tanpa makna dan tanpa ruh, hanya nada kosong tanpa arti apapun, bahkan jika tidak berlebihan bisa dikatakan ucapan selamat hari buruh itu tidak lebih dari “pelecehan” terhadap buruh, betapa tidak mereka selalu diakui sebagai pahlawan devisa negara, tapi tidak sedikitpun terlihat upaya negara untuk memperlakukan mereka secara istimewa layaknya pahlawan yang sesungguhnya.
Bagi saya ucapan selamat Hari buruh itu harus dibarengi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang pro terhadap pekerja (buruh), sehingga ucapan selamat hari buruh itu tidak lagi hanya sebatas ucapan kosong tanpa makna seperti yang selama ini sering kita dengar keluar dari mulut pejabat pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Adapun program-program yang menurut hemat kami sebarusnya diperjuangkan sebagai perwujudan dari keberfihakan pemerintah pada buruh di antaranya yaitu sebagai berikut:
Pertama, Pemerintah harus memastikan Semua Buruh (pekerja) di Aceh mendapatkan Upah yang layak dengan menaikkan UMR, aratinya pemerintah harus melahirkan regulasi yang dapat memastikan bahwa para pekerja tidak ada lagi yang terpaksa bekerja dengan upah yang jauh dari kata layak sehingga terkesan mereka hanya menjadi sapi perah bagi pemilik modal.
Kedua, Pemerintah harus memastikan seluruh warga negara bisa mendapatkan Layanan Pendidikan yang berkualitas dan gratis dari Tingkat Dasar sampai Perguruan Tinggi, hal ini penting agar kualitas SDM bisa terus ditingkatkan dari tahun ke tahun sehingga pada akhirnya akan mempercepat pembangunan negeri ini.
Ketiga, Pemerintah harus memastikan bahwa seluruh warga negara mendapatkan Layanan Kesehatan yang berkualitas dan gratis tanpa perbedaan kelas, bukan seperti yang dipraktikkan BPJS selama ini yang membedakan pelayanan tergantung kelas warga negara, hal ini sungguh tidak adil bagi para buruh yang kemampuan ekonominya terbatas, artinya negara wajib hadir untuk memastikan bahwa semua warga negara berhak mendapatkan layanan keseahatan terbaik secara merata.
Keempat, Pemerintah harus memastikan petani dan Nelayan di Aceh bisa mendapatkan pupuk, bibit serta kebutuhan pertanian dan kelautan lainnya dengan harga terjangkau dan kualitas terjamin serta memastikan hasil panen petani dan nelayan di Aceh dapat diolah dan terpasarkan dengan baik sehingga harga jual terjamin di bawah kendali BUMD, selain menguntungkan petani dan nelayan keberadaan BUMD diharapkan juga dapat memberikan pemasukan lebih bagi negara yang pada akhirnya bisa digunakan untuk mensubsidi kebutuhan rakyat dan mempercepat pembangunan. Selama ini kita sering mendengar harga hasil panen petani sering tidak berfihak pada petani hal ini disinyalir akibat sistem pemasaran yang buruk karena dikendalikan oleh oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan yang berlipat tanpa menghiraukan nasib petani dan nelayan.
Kelima, Pemerintah harus memastikan upaya peningkatan kualitas SDM Aceh berlangsung secara optimal dan berkelanjutkan dengan membuka BLK di setiap kecamatan yang ada di Aceh serta memastikan semua lapangan kerja di Aceh diprioritaskan untuk rakyat Aceh. Hal ini juga sangat penting mengingat salah satu penyebab sulitnya mendapatkan lapangan kerja karena ketesbatasan skill yang di miliki oleh pekerja kita, artinya dengan adanya BLK diharapkan mampu meningkatkan kualiatas kerja para buruh sehingga mereka layak menapatkan upah yang lebih besar dan juga tidak kalah saing dengan tenaga kerja Asing.
Keenam, Pemerintah harus memastikan semua pelaku UMKM di Aceh mendapatkan akses permodalan yang mudah, cepat dengan skema kredit tanpa bunga serta memastikan hasil produksi UMKM di Aceh dapat terpasarkan dengan baik di bawah kendali BUMD.
Ketujuh, Pemerintah harus memastikan harga sembako tetap murah dan terjangkau serta stoknya terjamin dengan melakukan operasi pasar secara berkala dan berkelanjutan.
Kedelapan, pemerintah harus memastikan harga BBM dan Tarif iuran listrik, PDAM dan tagihan-tagihan lainnya tidak mencekik konsumen, hal ini penting mengingat semua proses produksi sangat tergantung pada BBM dan Listrik, sehingga jika harga BBM naik otomatis biaya produksi akan naik yang berujung pada melambungnya harga barang.
Kesembilan, pemerintah harus memastikan semua SDA Aceh dikelola dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Aceh dengan dikuasai oleh BUMD. Hal ini bisa diupayakan dengan melahirkan regulasi yang lebih berfihak kepada kepentingan daerah, apa lagi Aceh punya UUPA yang jika bisa dimaksimalkan akan sangat potensial untuk memperkuat posisi tawar Aceh di hadapan pemodal.
Kesepuluh, pemerintah harus memastikan setiap KORUPTOR anggaran publik dimiskinkan dengan tanpa syarat yaitu dengan menyita seluruh kekayaan (aset) pelaku korupsi untuk dikuasi dan menjadi aset negara, hal ini sangat penting untuk memberikan efek jera, mengingat selama ini praktik korupsi terjadi hampir di semua jenjang di mana anggaran publik mengalir, jika Kuruptor tidak ditindak tegas maka sulit diharapakan perbaikan negeri ini akan berjalan dengan baik.
Kiranya dengan sepuluh Program tersebut nantinya kehidupan buruh (pekerja) kususnya dan seluruh Rakyat Aceh secara umum bisa lebih baik. Namun Jika pemerintah belum juga melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro kepada pekerja dan selalu saja mementingkan pemilik modal maka ucapan selamat hari buruh itu tidak lebih dari sekedar basa basi untuk melenakan para buruh yang seakan akan mereka sangat dihargai, padahal mereka hanya menjadi objek yang akan dipajakin setiap tahunnya yang dengan bangga disebutkan sebagai sumber devisa negara.
Akhirnya saya berharap bahwa ke depan para buruh tidak lagi terlena dengan ucapan-ucapan manis tanpa makna dari para pihak yang sama sekali tidak peduli dengan nasib mereka. Wahai para pekerja bersatulah, bangkitlah, berjuanglah agar kalian dihormati layaknya pahlawan, sebagai pemilik saham atas negeri ini, bukan sekedar warga kelas dua yang setiap tahunnya dipajakin, jangan lagi hanya menjadi objek jualan politisi disetiap musim kampanye, pastikan kalian dihargai dengan cara yang layak, layaknya tuan tanah yang berdaulat atas tanah kita sendiri.
Semoga kedepan nasib buruh di negeri ini semakin progressif seraya juga berharap agar penguasa di negeri ini bisa lebih peduli dan lebih serius memperjuangkan nasib buruh lebih dari sekedar mengucapkan selamat hari buruh setiap 1 mei di setiap tahunnya.
Oleh: Lukman – Jubir Forum Rakyat Untuk Keadilan (Frontal)
Komentar