Nanggroe.net, Lhokseumawe| Salah Kaprah Maksimum (SKM) merupakan suatu kesilapan langkah yang telah dilakukan oleh manusia yang notabenenya adalah Iblis tanpa kutukan, lebih parahnya lagi iblis-iblis ini membuat haluan-haluan tidak jelas arahnya, bagaikan kapal tersasar di segitiga Bermuda yang tidak tau kemana arah hendak dituju.
Iblis merupakan salah satu makhluk yang paling pintar dan paling taat, namun karena kesombongannya dia di kutuk dan dilaknat sepanjang masa namun meskipun di kutuk dan dilaknat iblis itu tidak pernah Kehilangan semangatnya, menggunakan kepintaran yang telah di berikan oleh Allah SWT dia mencoba untuk membujuk manusia agar mengikuti jejak langkahnya agar sama-sama tersesat.
Nah dewasa ini telah hadir banyak sekali Iblis-iblis bergaya baru yang memiliki kesombongan yang sama. Mungkin mareka tidak sama seperti Iblis yang pernah di kutuk oleh Allah SWT karena sifat sombongnya, tetapi mareka adalah manusia berkamuflase Iblis lebih tepatnya hanya mengikuti haluan iblis, yang mungkin bisa kita sebut dengan Iblis tanpa kutukan.
Mareka memiliki kepintaran yang luar biasa dan melahirkan berbagai gagasan-gagasan yang membuat orang bisa terbujuk untuk mengikuti langkah-langkah mareka tetapi dikarenakan mareka terlalu cepat mengeluarkan ejakulasi dini kepintaran sehingga melahirkan gagasan-gagasan yang primatur, Arah mazhab filsafat dari Iblis tanpa kutukan ini juga masih kurang jelas kemana arahnya entah ke timur atau ke malah ke barat.
Jika seandainya mareka tidak terlalu cepat melakukan ejakulasi gagasan mungkin dia akan seterkenal tokoh dunia seperti Jamaluddin Al Afghani, tapi mungkin Jamaluddin Al Afghani tidak pantas disandingkan dengan Iblis tanpa kutukan itu.
Baca Juga :
Jika kita lihat bahwa konsep yang di tawarkan oleh Jamaluddin sangat terarah dan terartur sehingga menjadi pedoman bagi kebanyakan umat Islam dan tidak dibalut oleh rasa kesombongan, tetapi lihatlah apa yang dilakukan oleh para manusia Salah Kaprah Maksimum (SKM) mareka mungkin sedang mandul pemikiran karena terlalu dini melakukan ejakulasi kepintaran, SKM itu ingin menampakkan kepintaran tetapi yang terlihat adalah kedangkalan berfikir.
Mareka pasti akan menanyakan bagaimana tolak ukur untuk mengukur kedangkalan berfikir tersebut, bagi penulis simple saja cara mengukur kedangkalan berfikir adalah dengan cara dia memberikan argumentasinya di depan umum jika dia seorang Iblis tanpa kutukan akan terlihat dengan jelas cacian membabi buta serta argumentasi tanpa data, dan bagi penulis begitulah mareka yang memiliki kedangkalan berfikir.
namun dengan sikap kesombongannya iblis tanpa kutukan ini tetap kokoh dengan pendirian Filsafat pembenarannya yang entah darimana asal muasalnya mungkin Iblis tanpa kutukan ingin menjadi sebijak filsuf dari Yunani yaitu Diogenes dari Sinope dikenal dengan sebutan “si anjing” karena baginya anjing tidak pernah hidup di atas tingkatan rasional.
Tapi lagi dan lagi Diogenes itu terlalu munafik untuk kita sandingkan dengan Iblis Tanpa Kutukan karena Diogenes tidak peduli kepada harta apalagi jabatan bukan seperti Iblis tanpa kutukan yang malah menjadikan itu sebagai patron utamanya dalam berlandasan.
Iblis tanpa kutukan ini juga mencoba mengobrak Abrik ranah perpolitikan mareka juga mencoba merebut kekuasaan dengan cara kebinatangannya yaitu dengan segala cara dan segala hal.
Iblis tanpa Kutukan mungkin telah Salah Kaprah Maksimum (SKM) dengan mencari sensasi untuk menaikan popularitasnya karena ia ingin menjadi pejabat negara tanpa partai dengan sedikit provokasi serta kritik tanpa bukti.
Penulis menyarankan agar kita tidak perlu berdebat dengan Iblis karena kita harus mengetahui bahwa Iblis itu lebih pintar dari manusia, dan begitu juga dengan Iblis tanpa kutukan ialah manusia-manusia Salah Kaprah Maksimum (SKM) mareka merasa diri sudah sepintar Diogenes tetapi mareka tidak mau seanjing Diogenes dengan konsep nya yang gila, akan tetapi mareka malah seiblis itu dalam mengeluarkan berbagai pendapat.
Penulis tidak akan bertanggung jawab atas kesalahan penafsiran dari pembaca.
TTD
Tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis
Murid Nakal
Komentar