Kebangkitan Ekonomi Pasca Konflik Aceh

Nanggroe.net, Langsa | Semenjak konflik bersenjata diakhiri melalui kesepakatan damai di Helsinki pada 2005 lalu, masyarakat Aceh menjadi sangat akrab dengan kata perdamaian. Tetapi itu dulu. Kini ada satu kata lainnya yang juga menjadi tuntutan masyarakat Aceh yaitu kesejahteraan.

Sebuah kenyataan yang tampaknya disadari sepenuhnya oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah. Hal ini dia tekankan kembali dalam pidato sambutannya, ia menyampaikan bahwa. “Sehingga perdamaian tidak hanya diukur dengan rasa aman menjalankan aktivitas sehari-hari, tapi membawa Aceh ke gerbang kesejahteraan,” (kata Zaini Gubernur Aceh masa periode 2012-2017).

Pasca konflik Aceh berakhir dengan damai, masyarakat menyambut senang dengan adanya perjanjian damai tersebut, mengingat banyaknya korban yang berjatuhan. Selain pertumpahan darah yang terjadi dan di iringi dengan ketidak stabilan ekonomi masyarakat inilah yang membuat akhir dari konflik di Aceh.

Baca Juga :

Peran Milenial Dalam Membangun Negeri

Dinamika pembangunan perekonomian saat ini berdampak pada sektor perekonomian yang cenderung lebih modern. Pusat-pusat perbelanjaan berbentuk gedung-gedung tinggi bermunculan.Toko-toko supermarket pengganti toko kelontongan yang bersifat tradisional muncul bak jamur baik di kota maupun pedesaan.

Restoran-restoran berskala besar dan franchise kuliner luar negeri juga menjadi tempat “berkumpul” selain bersantap yang digemari masyarakat Indonesia. Hal tersebut seakan-akan menjadi simbol sebuah gaya hidup yang modern.
Perekonomian merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Kebutuhan akan sandang dan pangan harus dipenuhi setiap harinya. Perekonomian suatu masyarakat juga memiliki peranan yang penting untuk mengukur kestabilan suatu bangsa dan negara. Tidak hanya itu, tingkat pertumbuhan dan pembangunan suatu negara juga dapat dilihat dari tingkat ekonomi masyarakatnya.

Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh Safriani dan Yuni Maulida mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Langsa jurusan Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) melalui program Kuliah Pengabdian Masyarakat tahun 2021 mengatakan bahwa “semenjak berakhirnya pasca konflik di aceh masyarakat merasakan kedamaian yang cukup bahagia, sebab masyarakat bisa beraktifitas sehari-hari untuk mencari rezeki sehingga perekonomian bangkit. Hal inilah yang diharapkan oleh masyarakat kedamaian sepanjang masa hingga dapat di rasakan oleh anak cucu kita”.

Salah satu contoh mereka mengatakan bahwa di Desa Sungai Pauh Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa, dengan adanya perdamaian di Aceh masyarakat sudah bisa memulai aktifitasnya kembali. Ada yang berjualan dengan bisnis kuliner, penjualan ikan asin, penjualan terasi dan lain sebagainya, agar ekonomi tetap terjaga demi kelangsungan hidup. Ini merupakan harapan masyarakat Aceh untuk dapat menjaga perdamaian yang sudah kita harapkan sejak lama.

Penulis :
Safriani dan Yuni Maulida
(Mahasiswa IAIN Langsa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam)

Komentar