Peran Milenial Dalam Membangun Negeri

Nanggroe.net, Langsa | Istilah generasi milenial belakangan ini sedang booming dan akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millenial yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika yaitu : William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.

William Strauss dan Neil Howe percaya bahwa setiap generasi mempunyai karakteristik umum yang akan menjadi karakter generasi itu, dengan 4 pola yang berulang. Menurut hipotesa mereka, Millenial akan mirip dengan generasi yang lebih berwawasan sipil dengan empati yang kuat terhadap komunitas lokal dan global. Strauss dan Neil Howe menjelaskan, ada tujuh karakter Millenial yaitu : Spesial, terlindungi, percaya diri, berwawasan kelompok, konvensional, tahan tekanan dan mengejar pencapaian.

Millenial generation atau generasi Y, yang akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada tahun 1980, 1990, atau pada awal 2000 dan seterusnya.

Kebangkitan bangsa tidak terlepas dari anak muda, dikarenakan anak muda yang membawa perubahan negara dengan ide-ide, gagasan-gagasan dan pemikiran yang cemerlang.

Pemerintah juga mendorong millenial untuk memiliki nilai dan karakter yang kuat. Hal itu penting sebab apabila kemajuan zaman tidak diproteksi dengan nilai dan akar budaya bangsa maka akan menjadi rentan dan mengikis rasa kebangsaan generasi muda. Identitas dan karakter bangsa telah dirumuskan oleh pendiri bangsa melalui Pancasila & Bhineka Tunggal Ika yang diharapkan menjadi jiwa dan karakter anak muda untuk terus bersatu dan bersinergi membangun bangsa.

Melalui Program Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) tahun 2021 yang dilakukan oleh Dara Ascha Julkha, Masyitah dan Nazatul Hayati mahasiswa berasal dari IAIN Langsa jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD), Perbankan Syariah dan Pendidikan Matematika mengatakan bahwa “peran generani milenial saat ini untuk membangun negeri sangat di butuhkan, oleh karena ini saya pribadi turut semangat dan mendorong kenajuan anak bangsa misalnya dari pendidikan. Jika pendidikan sebuah negara maju maka negara tersebut akan terlepas dari kemiskinan, kebodohan atau ketidak tahuan. Inilah yang diharapkan oleh pemerintah kita”.

Kuliah Pengabdian Masyarakat yang dilakukan di Gampong Sungai Pauh pemerintah Gampong juga mengtakan “dengan adanya mahasiswa KPM di gampong kami sangat terbantu sekali, sebab mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang intinya kami sangat mendukung sekali. Adapun program yang dibuat yaitu pembelajaran mengaji, pembelajaran sekolah dan lain sebagainya. Harapan kami program ini berkelanjutan untuk membantu kami demi kecerdasan anak-anak di gampong kami”.

Potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda ternyata sudah disadari oleh Presiden RI Pertama, Bapak Ir. Soekarno sejak era kemerdekaan RI. Kutipan pidato  Presiden ini, menyiratkan pesan yang sangat kuat bagaimana pemuda bisa menciptakan perubahan. (Beri Aku 10 Pemuda, Niscaya Akan Ku Guncangkan Dunia).

Dalam konteks kemerdekaan, peran generasi pemuda sangat diperlukan untuk bertempur melawan penjajah dengan sekuat tenaga, cucuran darah, dan keringat. Kekuatan  yang dimiliki generasi muda dibutuhkan untuk mempertaruhkan nyawa demi merebut NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dari tangan penjajah. Sejarah membuktikan, bahwa gerakan generasi muda  membawa Indonesia masuk ke Gerbang Pintu Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Penulis :
Dara Ascha Julkha
Masyitah
Nazatul Hayati
(IAIN Langsa Program KPM 2021)

Komentar