Salam hormat untukmu dari pengagummu dalam dunia akademik dan dunia politik, Brader Wira saya sedih melihat cara brader bersikap akhir-akhir ini, cara brader berkomunikasi akhir-akhir ini, padahal dulu saat brader di SK kan sebagai Jubir Pemerintah Aceh bersama SAG saya sempat punya harapan besar bahwa Brader dan SAG bisa menjadi pelengkap komposisi formasi pemerintah Aceh yang memang saya rasa kala itu butuh sosok yang bisa membantu pemerintah di bawah Kendali Pak Irwandi untuk melayani publik melalui media sebagai Jubir.
Bagi saya untuk era digital seperti sekarang peran Jubir sangatlah penting dan menentukan, ditambah lagi kala itu Pak Irwandi sendiri yang memang terlihat cukup aktif namun menurut saya juga cukup kasar dalam melayani publik Aceh yang juga terkenal cukup gemar temeunak.
Artinya, dengan di SK-kannya Brader Wira bersama SAG saya punya harapan bahwa semua kekurangan Pemerintah terutama dalam berkomunikasi bisa terselesaikan.
Lalu apa? Alangkah terkejut dan kecewanya saya ketika melihat brader akhir-akhir ini yang semakin terlihat tidak profesional, tidak ramah dan cenderung pengecut ketika berhadapan dengan publik, saya mendengar dari teman-teman bahwa brader mulai gemar memblokir akun-akun yang berkomentar kontra dengan posisi brader sebagai pipel in di Rezim Nova, bahkan brader yang dulunya cukup aktif di facebook yang menjadi media sosial paling membumi di Aceh sekarang malah menghilang alias melarikan diri, ntah apapun alasannya saya kecewa brader, saya kecewa dengan cara brader akhir-akhir ini.

Harusnya, ya harusnya seorang Wira yang selama ini dikenal punya latar belakang akademik yang cukup mempuni dan juga sudah dimandatkan sebagai Juru Bicara pemerintah Aceh harus lebih hati-hati dan santun dalam mengeluarkan statemen, termasuk dalam merespon isu yang bergulir di medsos, agar tidak terlihat latah dan reaktif.
Jikapun harus menyanggah opini publik harusnya brader bisa melakukannya dengan cara yang lebih elegan, sekalipun publik sudah terlihat kasar sekalipun tetap harus bisa disikapi dengan bijak, jangan malah terbawa suasan atau terbawa emosi yang pada akhirnya malah semakin merusak reputasi pemerintah di hadapan publik.
Sebagai pribadi saya sangat yakin bahwa orang seintelek Brader pasti paham bahwa kekuasaan itu hanya sementara, hari ini kita, besok orang lain yang berkuasa, hari ini mereka yang mengkritik, besok bisa jadi kita yang mengkritik mereka, jadi sudah selayaknya kita tetap melihat setiap orang yang kita hadapi sebagai manusia, sekalipun ia mengkritik kita tentang lembu, tetap saja tidak pantas kita sebagai seorang intelektual apa lagi telah dimandatkan sebagai jubir Pemerintah yang semua kebutuhan kita difasilitasi dengan anggaran publik menganggap publik yang mengkritik kita sebagai “maaf” Lembu, karena itu sungguh sangat tidak pantas dan terlihat bahwa kepribadian kita sebagi seorang yang selama ini dinilai sebagi intelektual baik sebagai politisi maupun sebagi akademisi di kampus tempat kita dipercaya untuk mengisi jabatan yang cukup bergengsi sekelas Dekan Fakultas sungguh sangat mudah tergadai oleh selembar SK di meja kekuasaan.
Salam hormat untukmu pak Jubir dari pengagum rahasiamu, semoga ke depan Brader bisa kembali menjadi Wiratmadinata yang dulu, yang keren, intelek, kritis, merdeka dan santun nan beretika tentunya.
Oleh : Lukman
Jubir FRONTAL (Forum Rakyat Untuk Keadilan) ACEH
Komentar